Manokwari, TP – Anggota Komisi XIII DPR-RI, Yan Mandenas, Bupati Manokwari, Hermus Indou, dan Wakil Bupati, Mugiyono memantau program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sejumlah sekolah di Kabupaten Manokwari, Selasa, 11 November 2025.
Pemantauan dilakukan ketika para pelajar ini sedang menyantap MBG untuk memastikan program Presiden, Prabowo Subianto berjalan sesuai harapan di Papua.
Mandenas mengatakan, setelah memantau program MBG di Papua, porsi untuk pelajar, khusus SMP dan SMA perlu ditambah.
“Program MBG di Papua kendalanya porsi. Kalau untuk anak SD dan PAUD, mungkin porsinya cukup buat mereka, tapi kalau SMP dan SMA, porsinya sangat kurang,” tandas Mandenas kepada para wartawan di SMA Advent, Manokwari, kemarin.
Fraksi Gerindra, kata Mandenas, akan mendorong penambahan porsi MBG untuk siswa SMP dan SMA, khususnya di Papua, termasuk anggaran dari Rp8.000 – Rp10.000 yang akan didorong menjadi Rp20.000.
“Sehingga lauk bisa maksimal untuk mendukung anak-anak dalam makan bergizi gratis. Kalau tidak nanti seperti tadi kita cek, lauk, sayur cuma satu. Ke depan kalau porsinya kita tambah, maka anggarannya kita alokasikan lebih,” jelas Mandenas.
Ditambahkannya, standarisasi dan tingkat kemahalan harga MBG di Papua harus bisa lebih, sehingga pelayanan dapur MBG bisa berjalan maksimal, karena MBG ini bertujuan memenuhi gizi.
“Nanti dengan masukan ini akan menjadi bahan evaluasi kita dengan Badan Gizi Nasional untuk dilakukan penyesuaian standarisasi harga dan pelayanan di Papua harus sampai ke pelosok-pelosok, daerah terisolir,” ujar Mandenas.
Ia mengatakan, keluhan standarisasi harga juga dikeluhkan di daerah luar Papua, sehingga akan dievaluasi bersama BGN. “Saya pikir duitnya ada, jadi saya pikir melalui Fraksi Gerindra akan evaluasi dengan BGN mendorong untuk mengevaluasi secara total standarisasi dan tingkat kemahalan di Papua,” jelas Mandenas.
Bupati Manokwari, Hermus Indou menambahkan, MBG adalah program Presiden Prabowo yang harus disukseskan. Menurutnya, tujuan program MBG untuk pemenuhan gizi guna membantu konsentrasi dan daya pikir anak dalam proses pembelajaran.
“Terlepas kurang atau lebihnya program ini, saya pikir kita sudah memulai. Nanti kita akan evaluasi, mana yang kurang untuk diperbaiki. Di awal-awal tahun pelaksanaan, program memang pasti ada yang kurang-kurang, tetapi nanti di tahun kedua, ketiga makin berkualitas,” katanya.
Menurut Indou, yang perlu diperbaiki adalah ekosistem dan manajemen program MBG, sehingga tujuan program untuk pemenuhan gizi dan perputaran ekonomi bisa tumbuh dari hulu ke hilir.
“Jadi, untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat. Program ini juga sudah meringankan tugas orang tua setiap pagi, tidak lagi mengurus sarapan pagi,” kata Indou.
Bupati mendukung upaya anggota DPR-RI, Yan Mandenas untuk menambah standarisasi dan tingkat kemahalan MBG di wilayah Papua.
“Standar biaya untuk Papua, barang kali bisa dinaikkan ke Rp25.000 atau Rp30.000, sehingga bisa menyiapkan MBG yang jauh lebih kompetitif dan memenuhi kebutuhan anak-anak kita,” tandas Indou. [SDR-R1]



















