Manokwari, TP – Penanganan pengamanan Pantai Maruni, Distrik Manokwari Selatan, Manokwari, Papua Barat, dari Abrasi telah dilaksanakan secara bertahap sejak tahun anggaran 2023 yang bersumber dari APBD Pemprov Papua Barat.
Untuk pengerjaan tahun 2023, Pemprov Papua Barat melalui Dinas PUPR mengalokasikan anggaran sekitar Rp. 14 miliar, kemudian dilanjutkan pada tahun 2024 sekitar Rp. 7,4 miliar dan tahun anggaran 2025 sebesar Rp. 9,7 miliar.
Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) pada Dinas PUPR Papua Barat, Gerson Saiba, ST, mengungkapkan bahwa penanganan pengamanan Pantai Maruni dari Abrasi pada tahun anggaran 2025, sepanjang 510 Meter telah dirampungkan.
“Sesuai perencanaan awal dengan anggaran seadannya, pengerjaan penanganan pengamanan pantai Maruni dari Abrasi sudah kita laksanakan sejak tahun anggaran 2023, 2024, dan tahun 2025 ini dikerjakan sepanjang 510 meter,” kata Gerson saat ditemui media ini, Selasa (11/11) malam.
Namun, lanjut Gerson, sesuai apirasi masyarakat yang ada di sepanjang pantai Maruni meminta agar pekerjaan pengamanan pantai dari Abrasi tetap dilanjutkan pada tahun anggaran 2026.
Merespon usulan warga tersebut, Gerson mengaku bahwa pihaknya tengah menyusun perencanaan lanjutan pembangunan pengamanan Pantai Maruni dari Abrasi, untuk diakomidir dalam APBD induk tahun anggaran 2026.
“Selain mengamankan badan jalan trans Papua Barat, aspirasi ini juga disampikan masyarakat setempat kepada kami agar pengamanan pantai dari Abrasi diteruskan sampai bangunan Pura hingga kampung Maruni, karena masyarakat merasa resah kita ombak besar ,” terang Gerson.
Memperhatikan kondisi ‘ancaman’ Abrasi terhadap pemukiman warga maupun badan jalan saat ini. Gerson berharap adanya dukungan dari pejabat Kadis PUPR yang baru, dan mendapat perhatian serius terkait pengalokasian anggaran pada Bidang SDA PUPR Papua Barat.
Dengan demikian, tambah Gerson, pengerjaan penanganan Abrasi pantai seperti, Pantai Maruni, Pasir Putih, Petrus Kafiar, Amban sampai Pami dan Pantai Wosi lebih maksmal, setidaknya panjang penanganan pengamanan Abrasi dapat dilkerjakan 300 -500 meter setiap tahun.
“Sebenarnya fokus kami bukan hanya abrasi tetapi masalah ini sudah mengancam, harus segera dilakukan penanganan. Di sisi lain, normalisasi aliran sungai, irigasi dan pembangunan sumur bor untuk memenuhi ketersediaan air bersih bagi masyarakat yang kesulitan sumber air juga harus mendapat perhatian. Kita di Bidang SDA banyak program tapi belum ditunjang dengan anggaran, kami berharap tahun depan ada pemerataan anggaran dengan bidang lainnya,” tandas Gerson. [K&K-R2]



















