Sorong, TP – Guna optimalisasi pengelolaan ruang dan sumber daya alam yang lebih akurat dan berkelanjutan, Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya (Pemprov PBD) melalui Badan Perencanaan Pembangunan Riset Daerah (BAPPERIDA) memberikan pelatihan penguatan kapasitas bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) melalui pelatihan Sistem Informasi Geografis (SIG).
Pelatihan yang berlangsung di Kota Sorong selama tiga hari, sejak 19-22 November ini juga melibatkan World Resources Institute (WRI) Indonesia selaku lembaga penelitian independen yang berfokus pada pembangunan sosio-ekonomi Indonesia yang berkelanjutan dan inklusif.
Selain itu, pelatihan ini juga menggandeng akademisi dari beberapa perguruan tinggi di Tanah Papua. Termasuk, Universitas Pendidikan Muhammadiyah (Unimuda) Sorong, Universitas Muhammadiyah (Unamin) Sorong, Universitas Kristen Papua (UKIP), Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Bukit Zaitun dan Universitas Victory Sorong.
Wakil Gubernur PBD, Ahmad Nausrau mengatakan, kekayaan alam PBD sangat melimpah, mulai dari tutupan hutan yang luas, ekosistem esensial, keanekaragaman hayati tinggi, hingga stok karbon signifikan.
Di mana kekayaan itu tidak hanya menopang kehidupan masyarakat sebagai sumber pangan, air, dan kehidupan.
Melainkan juga berpengaruh terhadap keseimbangan ekologi di daerah, nasional, hingga global.Dikatakan Wagub, PBD terikat pada komitmen besar konservasi saat Deklarasi Manokwari 2018, untuk menjaga 70% kawasan lindung dan mempertahankan 90% tutupan hutan alam.
Namun, keterbatasan data spasial dan minimnya kemampuan teknis di lapangan membuat pengawasan sulit dilakukan.
“Geografis yang menantang dan keterbatasan anggaran juga ikut memperlambat validasi lapangan, sehingga berdampak pada lemahnya pengawasan dan pengambilan kebijakan berbasis data. Maka, penguasaan SIG menjadi kebutuhan mendesak sebagai instrumen strategis untuk mitigasi bencana, penataan ruang, serta transparansi pengelolaan sumber daya alam,” tutur Wagub.
Pelatihan ini akan berdampak pada kemampuan daerah dalam menghasilkan data spasial berkualitas untuk mendukung perumusan kebijakan pembangunan. Melalui penguasaan teknologi SIG, pembangunan di Papua Barat Daya diharapkan dapat berjalan secara berkelanjutan, berbasis data, dan selaras dengan komitmen konservasi.
Sementara itu, Kepala Bidang Riset dan Inovasi Bapperida PBD, Frengky Saa, menjelaskan, peningkatan kemampuan teknologi geospasial merupakan kebutuhan mendesak bagi daerah. Sementara sebagai provinsi baru, kesiapan SDM teknis terkait SIG masih butuh ditingkatkan. Sehingga pelatihan ini diharapkan akan sangat membantu upgrade skill dari tingkat dasar hingga tingkat lanjutan.
“Lewat pelatihan ini peserta juga akan diberikan pelatihan sebagai pilot drone. Pengalaman ini akan sangat berguna dan dibutuhkan saat melakukan pemetaan via udara. Sehingga diharapkan ke depan kita tidak perlu lubatkan orang luar, sebab ASN kita sudah mampu melakukannya sendiri,” harap Frengky. [CR24-R3]




















