Manokwari, TP – Sebelum Pasar Sentral Sanggeng diresmikan, 12 Desember 2025. Para pedagang berharap agar Pemerintah Daerah lebih awal memasukan pedagang ke dalam Pasar.
Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Sanggeng, Hamka Ismail menyambut baik rencana peresmian Pasar Sentral Sanggeng yang telah dinantikan para pedagang hampir tiga tahun.
Dirinya berharap, peresmian bisa segera dapat dilakukan menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN), perayaan Natal dan Tahun Baru yang dinilai menjadi momen perputaran ekonomi.
“Apalagi ini momen menjelang Desember dan Tahun Baru. Lebih bagus kalau para pedagang bisa segera memasuki pasar, karena itu bangunan baru, pedagang butuh waktu untuk melakukan persiapan dulu,” ujar Hamka kepada Tabura Pos saat ditemui di tempat usahanya, Senin (24/11/2025).
Selama ini, lanjut Hamka, komunikasi dan berkoordinasi antara pihaknya dengan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Manokwari sebagai dinas teknis yang menangani pasar tersebut terus berjalan dengan baik.
Bahkan, kata Hamka, asosiasi sedang menunggu undangan dari pemerintah daerah untuk mendiskusikan teknis-teknis pemindahan pedagang ke pasar yang baru.
“Sampai hari ini kita komunikasi dan koordinasi terus. Bahkan dalam waktu dekat ini kemungkinan ada undangan untuk pertemuan dengan pemerintah. Kalau untuk pertemuan resmi memang belum,” jelasnya.
Hamka mengungkapkan, tidak ada pendataan ulang terhadap para pedagang. Sebab, tiga bulan sebelum pembongkaran sudah dilakukan pendataan baik dari asosiasi maupun pemerintah daerah. Bahkan, dari asosiasi melakukan pendataan sampai tiga kali.
Ia mengatakan, kalau ada pendataan ulang dalam rangka persiapan peresmian, dikhawatirkan jumlah pedagang akan membludak dari data awal yang sudah dipegang.
Menurutnya, untuk menghindari kemungkinan-kemungkinan yang terjadi, sebaiknya pedagang yang sudah terdata sejak awal pembongkaran yang diutamakan lebih dulu.
“Jumlah pendataan sebelum pembongkaran tidak sampai seribu. Kalau mau didata ulang sekarang pasti banyak pedagang baru maka berubah lagi datanya, makanya kita dari asosiasi tidak lakukan pendataan lagi,” ungkapnya.
Meski tidak melakukan pendataan ulang, Hamka memastikan asosiasi akan berusaha dan bekerja sama agar para pedagang, khususnya mama-mama Papua yang menjual hasil kebun yang saat ini di emperan toko bisa mendapatkan tempat yang layak di bangunan pasar baru.
Hamka, bahkan berencana setelah pertemuan dengan pemerintah daerah, asosiasi juga akan melakukan pertemuan dengan koordinator-koordinator pedagang, seperti pedagang sayur dari Manokwari Utara (Pantura), Nuni, koordinator penjual noken, dengan tujuan mereka bisa mendapatkan tempat di Pasar Sentral Sanggeng.
“Pedagang baru sampai hari ini kami belum data. Tapi, insyaallah mama-mama Papua yang jualan sayur di emperan toko semua bisa dapat tempat karena lapak di pasar yang baru sekitar 1.016,” tukasnya.
Ia menambahkan, lebih cepat ada pertemuan dengan pemerintah maka semakin lebih bagus agar bisa diketahui mekanisme dan teknis memasukkan pedagang ke pasar yang baru.
“Supaya kita tahu mekanisme pembagiannya seperti apa. Mungkin, retribusi bulanannya berapa, sistem keamanannya bagaimana. Itu yang perlu kami tahu,” terangnya.
Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Sanggeng ini berharap ada perubahan perekonomian yang lebih baik setelah menempati pasar yang baru. Sebab, ia merasa perekonomian sekarang ini sedang lesu. [SDR-R2]




















