Ransiki, TP – Bupati Manokwari Selatan, Markus Waran membuka, kegiatan Temu Daerah ke-I Persekutuan Angkatan Muda Kristen Alkitab (PAMKA) se-Kabupaten Manokwari Selatan (Mansel) Tahun 2022, di Gedung KNPI Kabupaten Mansel, Kamis (15/9).
Pada kesempatan itu, Bupati Mansel, Markus Waran menyampaikan, ucapan terimakasih karena dukungan Gereja Persekutuan Kristen Alkitab Indonesia (GPKAI) yang sudah memberikan dukungan penuh kepada Pemerintah daerah (Pemda) dan kepada dia secara pribadi, sehingga masih bisa menduduki kursi kepemimpinan Kabupaten Mansel.
“Semua itu juga karena kasih Tuhan, kalau bukan karena Kasih Tuhan tidak mungkin kita dapat berkumpul disini,” ucap Waran.
Dikatakannya, pemuda GPKAI Kabupaten Manokwari Selatan harus menyiapkan diri secara dini untuk menjadi pemimpin masa depan untuk membangun Tanah Arfak, Manokwari Selatan.
Ia mengungkapkan, Pemda akan terus memberikan perhatian kepada dedominasi Agama supaya pertumbuhan iman tetap bisa bertumbuh, sehingga Tanah ini akan tetap diberkati Tuhan. Sambung dia, banyak keterbatasan yang dimiliki Pemda, sehingga belum banyak hal yang bisa diberikan untuk menunjang pelayanan GPKAI.
Namun, dia tetap berharap, pelayanan GPKAI bisa terus bertumbuh meski tanpa dukungan yang kuat dari Pemda, karena Gereja adalah mitra Pemerintah.
“Selamat dan sukses Temu Daerah ke-I PAMKA se-Kabupaten Mansel Tahun 2022, semoga momen ini dapat menghasilkan program yang dapat membawa perubahan bagi GPKAI juga bagi Kabupaten Mansel,” ujar dia.

Dirinya mengaku, pembangunan Kabupaten Mansel juga perlu menjadi pengetahuan pemuda GPKAI, supaya menjadi landasan sinergitas antara PAMKA GPKAI dan Pemda Kabupaten Mansel.
Sementara itu, Wakil Ketua I Majelis Umum GPKAI se-Indonesia, Philipus Manggaprouw mengatakan, GPKAI memiliki sejarah unik dan bernilai tinggi dalam penyebaran Injil. karena dari dua hamba Tuhan atau zendelin Amerika yakni Wortel Erikson dan Remon Tritt, darah mereka mengalir menguasai Tanah ini sebagai cikal-bakal bertumbuhnya GPKAI di Tanah ini.
Dikatakannya, dari semangat dan sejarah Erikson-Tritt, pemuda GPKAI harus belajar untuk bangkit dan maju. Karena GPKAI membutuhkan anak muda yang bisa melanjutkan pelayanan yang dulu dibawah oleh Misi Tim Erikson-Tritt.
“Kita harus bersatu, Pemuda GPKAI harus bangkit untuk melanjutkan pelayanan GPKAI, tantangan ini besar maka Pemuda GPKAI harus bersekolah dengan baik supaya bisa terus melanjutkan misi tim membawa GPKAI sampai ke pelosok Papua. Jika kita bisa harus berjuang, bertindak dan bertumbuh dalam pelayanan, supaya tuhan pake lebih hebat lagi,” pinta Waran.
Lanjut dia, GPKAI membutuhkan pemuda yang semangat yang tampil beda salam segala lingkungan baik Gereja, lingkungan masyarakat dan Pemerintah. Pemuda harus bertumbuh dalam iman. bendera GPKAI harus ditanam kuat.
Ditekankannya, bertumbuh dalam kebenaran, bertumbuh dalam iman sampai Tuhan Yesus datang kembali. GPKAI akan terus berkarya, bahkan berencana akan meluncurkan Film Yesus dalam bahas Sou, Meyah dan Hatam. Film ini mengartikan bahwa Yesus hadir menjadi sama seperti manusia.
Sedangkan, Ketua Departemen PAMKA GPKAI se-Indonesia, Robert Manggaprouw mengatakan, pemuda adalah tulang punggung dan tongkat estafet serta gereja penerus Gereja.
Menurut dia. Pemuda berperan penting untuk menjaga keutuhan Gereja dan pelayanan Tuhan supaya Gereja tidak mengalami putus generasi. Dengan demikian, kalau pemuda tidak diperhatikan maka Gereja akan mengalami krisis pemimpin.
Ia mengungkapkan, Departemen PAMKA bertugas merangkul, membina dan membimbing pemuda GPKAI se-Indonesia, tetapi juga kapasitas dan kemampuan membuat impian menjadi terbatas dalam melangkah untuk mencapai apa yang diinginkan bersama.
Manggaprouw mempertanyakan, mengapa kegiatan Temu daerah dilaksanakan?, karena lewat momen ini PAMKA memberikan ruang kepada pemuda GPKAI untuk diskusi dan mencari solusi dalam memecahkan persoalan bersama dalam merumuskan program GPKAI kedepan.
Dia pun berharap, pemuda GPKAI Mansel juga ikut memberikan berkontribusi menjaga keamanan Kabupaten Mansel. Pemuda GPKAI bukan saja sebagai generasi Gereja tetapi juga berperan menjaga keamanan Negara, serta menjaga keharmonisan antara Gereja dengan Pemerintah, guna mendukung pembangunan di Kabupaten Mansel.
“Melalui momen ini, pemuda Gereja bergerak dan melakukan sesuatu sebagai anak Tuhan, anak-anak Arfak memiliki tanggungjawab untuk membangun Kabupaten Mansel, mari kita tetap menjaga gereja dan juga menjaga pemerintah,” ajak dia.
Dia pun berharap, momen ini, dalam ruang diskusi GPKAI dapat melahirkan ide dan gagasan serta masalah yang selama ini dihadapi untuk mencari solusi, serta dapat memberikan rekomendasi untuk memperhatikan pembangunan kedepan.
“Mudah-mudahan mimpi di kita bisa menjadi kenyataan di tahun 2024, ada pemuda Arfak yang duduk di Senayan sebagai DPR atau DPD RI, kita harus tunjukkan bahwa kita juga bisa duduk disenayan, pemuda GPKAI harus bisa membuktikan,” pinta dia.
Dirinya berharap, Momen ini mengumpulkan kita sudah lebih harmonis supaya saling mengasihi antara satu dengan yang lain. [BOM-R4]