MANOKWARI, TABURAPOS.CO – Pengurus Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) Papua Barat yang telah dilantik oleh Sekda Provinsi Papua Barat, Dr. Nataniel D. Mandacan, M.Si diberikan amanah tambahan agar turut membantu dan berpartisipasi dalam kemajuan keluarga sejahtera.
Plh. Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Papua Barat, Delila Mandatjan menyampaikan, ke depan Puspaga akan mendapatkan tambahan tugas pokok dan fungsi (tupoksi), salah satunya dengan sebagai pustu dengan menyediakan layanan konseling dan psikologi.
Delila mengatakan, selain sebagai wadah untuk mewujudkan keluarga sejahtera, juga menjadi informan Puspaga. Bahwa pengurus Puspaga nantinya akan memiliki beberapa tugas pokok (tupoksi), salah satunya sebagai pustu dengan menyediakan layanan konseling dan psicologe.
“Oleh karena itu launching yang dilanjutkan dengan bmtek ini pesertanya bisa menjadi informan masyarakat dan bisa merangkul sebagai kekayanan konseling keluarga. pusat terpadu. Puspaga Rangkul,masyarakat dan sayang keluarga dirangkul berarti disayang.
Untuk membentuk pola dan karakter yang baik, diharapka nantinya bisa bekerja dengan pemerintah agar ke depan tidak menjadi beban pemerintah dikala tidak bersekolah. “Sangat banyak sekali, belum memahami pola anak itu sendiri. Diharapkan, puspaga akan lebih memahami proses pembentukan anak agar anak memiliki karakter yang baik dan positif, sehingga bisa menjadi generasi ke depan,” ujar dia.
Sementara itu, Ketua Salimah Papua Barat, Siti Lailiyatul Khotimah mengatakan, kegiatan sangat penting. Sehingga Ia bisa memberikan gambaran kepada masyarakat bagaimana pentingnya pembinaan dalam berumah tanggan, yakni membentuk karatker anak.
“Saya sangat apresiasi karena Puspaga sangat dibutuhkan oleh kita dan semua anggoata masyarakat, teritama ibu dan orang ua yang belum memahami pola pendidikan kepada anak. Harapan saya, ke depan orang tua akan memahami bagaimana membentuk karakter anak supaya baik dan posotof dan menjadikan generasi ke depan membangun papua dan papua barat ke depan.
BACA JUGA: 40 Persen Prajurit yang Direkrut Belum Tahu Baca dan Tulis
Sekaitan dengan banyak anak usia sekolah namun tidak mengenyam pendidikan dengan baik, Lailiyatul berharap, tim yang terbentuk dapat menjalin kerjasama dengan pemerintah sehingga dapat bersama-sama mendidik anak dengan baik dan benar.
“Masih banyak anak-anak yang tidak berpendidikan. Kita berharap sebagai anggota masyarakat dan organisasi bisa bekerjasama dengan pemerintah menjalin kebersamaan untuk mendidik anak-anak sejak dini, supaya nantinya saat tidak sekolah tidak bisa menjadi beban pemerintah. Ketika anak diberikan pendidikan sejak awal, minimal SD, maka mereka sudah memahami tujuan hidupnya,” ujar Khotimah.
Apabila tidak memiliki tujuan hidup, lanjut Khotimah, tidak akan memiliki karakter, suka kasar dan emosi. “Jika memiliki pendidikan maka bisa meminimalisir anak tidak kasar,” tukasnya.
Selain itu, saran Khotimah, dapat dibuat pos-pos dan organisasi yang bisa memberikan pelatihan dan pendampingan. “Kasihan jika tidak berpendidikan dan bisa menjadi beban pemerintah.seluruh indnesia jika tak diberika pendidiaksejak dini maka karakter bisa tidak terbentuk,” ucapnya. [RYA-R3]




















