Manokwari, TABURAPOS.CO – Badan Pusat Statistik (BPS) Papua Barat bersama Pusat Riset Kependudukan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggelar Desiminasi Hasil Riset kajian kualitatif long form Sensus Penduduk 2020 (SP20), di Aston Niu Hotel Manokwari, Kamis (10/11).
Diseminasi menggaungkan pembangunan ekonomi hijau dan kondisi sosial demografi penduduk Indonesia mewujudkan kesejahteraan penduduk dan lingkungan berkelanjutan.
Hadir dalam kegiatan Kepala IPSH BRIN, Ahmad Najib Burhani; Kepala Riset Kependudukan BRIN, Nawawi; Koordinator penelitian kerja sama BPS-BRIN, Sari Seftiani dan Kepala BRIDA Papua Barat, Charlie d, Heatubun mewakili Pj gubernur Papua Barat.
Kepala BPS Papua Barat, Maritje Pattiwaellapia mengungkapkan, munculnya pembangunan ekonomi hijau didasari oleh harapan akan pembangunan yang berkelanjutan yang dibangun melalui sistem kedekatan yang lebih terintergrasi dan komprehensif dengan penggabungan antara faktor sosial dan faktor lingkungan dalam proses pertumbuhan ekonomi.

Lanjut Maritje, dalam konteks tersebut penduduk Papua Barat memiliki posisi yang menarik, sebagai penduduk yang mata pencahariannya berkaitan dengan alam seperti, sektor pertanain, perkebunan, perikanan, atau pariwisata, memiliki kesadaran yang kuat pada pelestarian alam dan praktik ekonomi ramah lingkungan didukung oleh adat budaya.
Menurutnya, dari sisi kebijakan Papua Barat juga telah dicanangkan sebagai provinsi konservasi dan telah didukung dengan berbagai regulasi baik perda maupun peraturan Gubernur.
Dirinya berharap, hasil riset ini dapat menemukan persoalan sekaligus tawaran solusi konkrit yang dapat memberikan kontribusi untuk Papua Barat.
Kepala IPSH BRIN, Ahmad Najib Burhani mengungkapkan, saat ini Indonesia dihadapkan pada tantangan sosial demografi, dimana hasil sensus penduduk 2022 menunjukan bahwa jumlah penduduk Indonesia terus mengalami peningkatan, meskipun data menunjukan laju pertumbuhan penduduk terjadi penurunan.
“Jika dilakukan penelaahan lebih mendalam, proyeksi penduduk memperlihatkan Indonesia akan masuk dalam populasi penduduk menua serta mobilitas penduduk yang semakin tinggi,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala BRIDA Papua Barat, Charlie d, Heatubun mengutarakan, ekonomi hijau sangat penting yang akan mendorong pengerakan industri hijau dengan prinsip efisiensi dalam proses produksi dan efektifitas dalam penggunaan sumberdaya alam berkelanjutan.
BACA JUGA: Kapolda : Hari Pahlawan Momentum Tumbuhkan Semangat dan Inspirasi
Oleh sebab itu, kata Heatubun, pelibatan aspek demograsi yang menekan dinamika kependudukan menjadi penting dalam paradigma ekonomi hijau.
“Pelibatan ini bukan hanya dari sisi kuantitas, namun yang jauh lebih penting adalah kualitas kependudukan itu sendiri, khusunya di Papua Barat terus berbenah untuk meningkatkan kapasitas terutama generasi muda agar menjadi subjek dalam pembangunan ekonomi hijau di masa mendatang,” pungkasnya. [SDR-R3]