Manokwari, TABURAPOS.CO – Polres Teluk Bintuni sudah mengajukan permohonan pemblokiran rekening di beberapa kampung ke Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung (PMK Kabupaten Teluk Bintuni, Provinsi Papua Barat.
Kapolres Teluk Bintuni, AKBP Junov Siregar mengatakan permohonan pemblokiran rekening itu lantaran dugaan ada dana desa yang mengalir ke kelompok kriminal bersenjata (KKB) di daerah tersebut.
Diakui Siregar, meski pihaknya sudah mengajukan permohonan pemblokiran rekening, tetapi Dinas PMK belum merespon dengan mengeluarkan surat.
“Cuma dari Dinas PMK ini kan khawatirkan mungkin mereka takut diperiksa BPK. Coba cek di Dinas PMK Bintuni, karena saya sudah buat surat, tetapi belum dikeluarkan juga dari mereka. Jadi, salah siapa sekarang,” kata Kapolres yang dikonfirmasi Tabura Pos di salah satu hotel di Manokwari, pekan lalu.
Dijelaskannya, dugaan aliran dana desa mengalir ke KKB bermula dari penangkapan seorang kepala kampung berinisial AO terkait kepemilikan senjata api yang diakuinya dibeli memakai dana kampung.
Kini, lanjut dia, kasus dengan tersangka AO sudah dilimpahkan ke kejaksaan untuk proses penuntutan. Kemudian, ia menambahkan, Polres Teluk Bintuni juga berhasil menangkap seorang aparatur kampung berinisial SO.
“Jadi, memang sudah terindikasi. Kita kan melakukan pemeriksaan terhadap dua orang ini dan di dalam BAP penyampaian penyidik saya, mereka memakai dana desa. Ketahuan dari situ. Sekarang pertanyaanya, siapa yang membiayai mereka, kelompok-kelompok ini dari mana duitnya,” tandas Kapolres.
Pascapenyerangan Pekerja Proyek Jalan
Sedangkan terkait penyeranan terhadap para pekerja jalan yang menewaskan 4 warga sipil, pihak TNI dan Polri, belum mampu menangkap para pentolan KKB yang diklaim berhasil diidentifikasi.
Meski demikian, Kapolres menegaskan, aparat kepolisian terus melakukan pengejaran terhadap para pelaku yang berhasil diidentifikasi.
Menurut Siregar, para pelaku yang berkelompok ini, harus diakui lebih mengenal dan mengetahui kondisi medan. “Mereka gerakannya gerilya,” ungkap Siregar.
BACA JUGA: JPU Banding Semua Perkara Tambang Emas Ilegal, Kecuali Sang Buronan Ongki Saputra
Ditambahkan Kapolres, berdasarkan hasil identifikasi, para pelaku penyerangan diduga berasal dari wilayah Aifat, Kabupaten Maybrat dan beberapa orang di antaranya berasal dari Moskona Barat, Kabupaten Bintuni.
“Mereka tergabung, jadi saat mereka mengeksekusi itu kan mereka buat video dan dari situ kita bisa mengidentifikasi nama-nama mereka,” katanya.
Namun, ia mengklaim, pascapenyerangan terhadap para pekerja proyek jalan, Kabupaten Teluk Bintuni dalam kondisi aman dan kondusif.
“Kita tetap bersinergi dengan aparat yang ada di sana, baik TNI maupun pemda untuk menjaga situasi kamtibmas agar tetap kondusif,” tandas Kapolres. [AND-R1]