Manokwari, TABURAPOS.CO – Asisten II Bidang Pembangunan Ekonomi, Setda Papua Barat, Melkias Werinussa mengatakan persentase vaksinasi masih menjadi atensi Pemprov Papua Barat. Oleh karenanya, akan diterapkan kembali QR PeduliLindungi.
Werinussa mengungkapkan, angka kematian dan angka kesembuhan secara nasional Papua Barat memang cukup tinggi. Namun, Papua Barat masuk dalam 3 provinsi di bagian Indonesia Timur yang persentase vaksinasi rendah, yakni Papua, Maluku dan Papua Barat.
“Angka vaksinasi khusus kita di Papua Barat diketahui dari Manokwari Selatan (Mansel), Pegunungan Arfak (Pegaf), Maybrat dan Tambrauw. Ada stigma di masyarakat yang membuat mereka khawatir untuk mengikuti vaksinasi, inilah yang akan kita dorong,” kata Werinussa usai memimpin apel gabungan di Stadion Sanggeng Manokwari, Jumat (6/1/2023).
Selain masyarakat, Werinussa juga mengungkapkan masih banyak ASN yang belum vaksin.

“Pencabutan yang kemarin adalah pencabutan PPKM, bukan pencabutan prokes. Protokol kesehatan belum dicabut jadi jaga jarak, cuci tangan, pakai masker tetap diberlakukan,” tegas Werinussa.
Ia menambahkan persentase vaksinasi masih sangat rendah, kurang lebih baru 30 persen. Untuk itu, akan melakukan upaya dengan sifat memaksa. Salah satunya, akan meminta agar setiap perusahaan, supermarket dan perkantoran menyiapkan aplikasi PeduliLindungi. “Orang mau masuk belanja harus memakai peduli lindungi dan yang belum vaksinasi tentunya tidak bisa masuk, sama halnya dengan masuk di OPD. ASN masuk kantor harus memakai peduli lindungi, kalau yang bersangkutan belum vaksin tetap diluar dan tidak mengisi daftar hadir, akan berpengaruh pada TPP-nya. Jadi kita tidak potong TPP-nya tapi dia harus taat dulu dengan vaksin barulah TPP dibayarkan,” terangnya.
BACA JUGA: 7 Anak Terlibat Pembobolan Rumah di Angkasa Mulyono
PeduliLindungi juga akan diterapkan di pintu masuk, baik pelabuhan laut, udara maupun darat. “Tidak ada alasan untuk tidak divaksinasi. Kenapa kemudian vaksin menjadi penting. Karena kita sebenarnya bukan berobat tetapi karena melakukan protokol kesehatan ini sehingga membuat kita bisa bertahan. Vaksinasi pertama bagus sudah 80 persen tetapi vaksinasi kedua dan ketiga kita jauh sekali dan sangat rendah,” ucap Werinussa. [FSM-R3]