Manokwari, TP – Dua kelompok warga di Distrik Sidey, Kabupaten Manokwari, terlibat pertikaian, Sabtu (14/1). Penyebab pertikaian itu diduga lantaran istri dari salah satu kelompok warga yang berdomisili di Sidey, Jumat (13/1).
Dengan kejadian itu, dua kepala suku akhirnya turun tangan, yakni Kepala Suku Besar Arfak, Dominggus Mandacan dan Ketua Ikatan Keluarga Flobamora, Clinton Tallo.
Informasi yang diterima Tabura Pos, dalam pertikaian tersebut, tidak ada korban, tetapi ada rumah yang diduga dibakar warga.
“Polisi masih di TKP. Infonya sih awalnya perseteruan ibu-ibu, kemudian menjadi besar. Kalau soal rumah yang dibakar, belum tahu itu rumah siapa,” kata sumber Tabura Pos.
Sedangkan Kapolsek Masni, AKP Awaluddin membenarkan tentang kejadian tersebut. ia mengungkapkan, pertikaian kedua kelompok warga memang bermula dari peristiwa dugaan penganiayaan, dan berujung pengrusakan rumah sampai pemalangan jalan poros trans Manokwari-Sorong oleh sekelompok warga di Kampung Meyof 1, Distrik Sidey, Kabupaten Manokwari, Kamis (12/1).
Ia mengungkapkan, kejadian pembakaran rumah dan pemalangan jalan dipicu dugaan penganiayaan yang terjadi, Kamis (12/01) sekitar pukul 09.00 WIT di lahan sawit, Dusun Meima, Kampung Meyof 1 Distrik Sidey.
“Penganiayaan diduga dilakukan seorang ibu berinisial D terhadap korban seorang ibu berinisial TT di Distrik Sidey,” ungkap Kapolsek yang dikonfirmasi Tabura Pos via WhatApp, Sabtu (14/1).
Diungkapkannya, penganiayaan itu diduga berawal ketika TT sedang memindahkan ternak sapinya di lahan sawit. Tiba-tiba, lanjut Kapolsek, ada segerombolan ternak sapi datang bergabung dengan ternak sapi milik korban.
“Tidak lama kemudian, terlapor datang menghampiri korban dan langsung melakukan penganiayaan terhadap korban,” jelas Awaluddin.
Kapolsek menambahkan, setelah kejadian tersebut, pihak korban melapor ke Pospam Sidey. Ketika Kapospam Sidey dan Danramil 1801-06 Sidey ingin melakukan mediasi, pihak terlapor tidak datang di Kantor Koramil Sidey.
Awaluddin mengutarakan, menurut keterangan dari Kepala Kampung Meyof 1 berinisial PW, yang bersangkutan atau terlapor sudah pergi ke Hingk, Kabupaten Pegunungan Arfak (Pegaf).
Dia menyebutkan, korban dan pihak keluarga marah, lalu meminta agar menghadirkan terlapor untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Di samping itu, lanjut Awaluddin, keluarga korban juga meminta PW selaku Kepala Kampung Meyof 1 untuk menghadirkan terlapor di Koramil Sidey atau Polsek Masni paling lambat Jumat (13/1) pukul 08.00 WIT.
Dijelaskannya, pada hari yang sudah ditentukan, ternyata terlapor tidak datang, sehingga keluarga korban dan beberapa warga lain melakukan pengrusakan terhadap rumah milik PW dan rumah terlapor D di Dusun Meima, Kampung Meyof 1.
BACA JUGA : https://taburapos.co/2023/01/16/mulai-2024-nik-ktp-akan-terintegrasi-menjadi-npwp/
Usai melakukan pengrusakan rumah, warga juga memalang ruas jalan poros trans Manokwari-Sorong, tepatnya di Kampung Meyof 1, Distrik Sidey.
Kapolsek mengaku, pihaknya sudah mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) dan mengimbau warga agar tidak bertindak anarkhis.
Diakuinya, ia bersama Danramil, Kapospam Sidey, dan anggota Polsek Masni sudah bernegosiasi dengan pihak keluarga korban agar palang jalan segera dibuka, mengingat itu jalan utama dan menyerahkan persoalan ini ke Polsek Masni.
“PW bersama istri sudah berada di Polsek Masni untuk dimintai keterangan, sedangkan terlapor menurut keterangan PW masih dalam perjalanan dari Pegaf menuju Polsek Masni,” jelas Kapolsek.
Awaluddin menerangkan, pihak keluarga korban penganiayaan sudah meminta agar terlapor hadir di Polsek Masni. Ditambahkannya, korban tidak meminta diproses hukum atau denda, hanya meminta terlapor mempertanggungjawabkan perbuatannya.
“Situasi sudah aman dan palang jalan sudah dibuka,” pungkas Kapolsek. [AND-R1]
