MANOKWARI, TABURAPOS.CO – Sebanyak 20 anak di bawah umur 5 (balita) di wilayah Distrik Manokwari Selatan (Mansel) Kabupaten Manokwari mendapatkan bantuan makanan tambahan gizi.
Ke-20 anak tersebut mendapatkan bantuan makanan tambahan karena masuk dalam kategori pemantauan gizi terindikasi stunting atau gagal tumbuh oleh pemerintah daerah (pemda) Manokwari melalui Badan Pemberdayaan, Perlindungan Perempuan dan Keluarga Berencana (BP3AKB).
Bantuan tambahan makanan bergizi terdiri dari beras, susu, gula, biscuit, kacang hijau, dan beberapa makanan lainnya diserahkan Wakil Bupati Manokwari, Edi Budoyo disela-sela sosialisasi pembentukan tim percepatan penurunan stunting (TPPS) dan tim pendamping keluarga (TPK), di kantor Distrik Mansel, Jumat (20/1).
“Bantuan makanan gizi ini untuk anak-anak kita tersayang yang beresiko kekurangan gizi supaya anak-anak kita bisa tumbuh dengan baik,” ujar Budoyo.
Budoyo mengatakan, penurunan angka stunting menjadi fokus pemerintah daerah sebagai mana target secara nasional menurun sampai 14 persen dari 22,6 persen di tahun 2023.

Oleh karenanya, fokus pemerintah saat ini dengan membentuk TPPS dan TPK dengan tujuan melakukan pengawasan terhadap anak-anak yang beresiko mengalami stunting, agar angka stunting di Manokwari menurun sesuai target.
Budoyo berpesan, kepada semua stakeholder mulai dari TPPS, TPK, kader posyandu, kepala puskesmas dapat bersinergi bekerjasama melakukan pendataan balita yang berpotensi mengalami stunting sehingga dapat menurunkan jumlah yang sudah ditargetkan.
Kepala Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera (KBKS) pada DP3AKB, Martha M. Pattipeilohy melaporkan, jumlah balita di wilayah Distrik Manokwari Selatan (Mansel) sebanyak 1.243 anak.
Sebanyak 43 anak masuk dalam kategori beresiko gizi kurang, dan yang dalam pengawasan status gizi sebanyak 20 anak.
BACA JUGA:
“Data ini sesuai yang diperoleh dari kader TPPS dan TPK, dimana 43 anak beresiko gizi kurang, namun dalam evaluasi sebanyak 20 anak yang masuk dalam pengawasan gizinya yang berpotensi mengalami stunting, sehingga 20 anak mendapatkan bantuan makanan tambahan,” bebernya.
Status balita yang mengalami gizi kurang yang berpotensi mengalami stunting berdasarkan sisi medis, sedangkan pihaknya mengintervensi dengan cara memberikan makanan tambahan bergizi dan pembentukan TPPS dan TPK yang sudah berlangsung sejak 2022.
Lanjutnya, ke-20 anak tersebut akan dalam pengawasan dan dipantau perkembangannya sampai gizinya membaik dan tidak lagi membutuhkan makanan tambahan bergizi. [SDR-R3]