Manokwari, TABURAPOS.CO – Sejumlah organisasi kemasyarakatan (ormas) dan mahasiswa menggelar aksi simpatik menyikapi kasus penganiayaan dan pembakaran seorang perempuan paruh baya yang akhirnya meninggal dunia di Kota Sorong.
Aksi simpatik digelar di traffic light H. Bauw, Jl. Trikora, Wosi, Manokwari, Kamis (26/1). Dalam aksinya, mereka menyatakan dukungan terhadap TNI-Polri untuk menjaga situasi kamtibmas, sekaligus mengajak masyarakat Manokwari untuk menjaga keamanan dan kondusivitas di wilayah ini.
Selain berorasi secara bergantian, mereka juga membagikan selebaran berisi imbauan kamtibmas terhadap pengendara yang berhenti di traffic light.
Koordinator aksi, Jalil Lambara menerangkan, aksi gabungan ormas dan mahasiswa di Manokwari ini merupakan sebagai bentuk panggilan hati untuk turun ke jalan menyampaikan aspirasi tentang isu penculikan anak yang berkembang di masyarakat.
Menurut dia, aksi ini hanya penyampaian aspirasi untuk mengajak masyarakat supaya lebih berhati-hati, menjaga diri dan keluarga, sehingga kejadian yang selama ini berkembang bisa diantisipasi.
Dia juga mengajak masyarakat bijaksana dalam menyikapi masalah, tidak mudah terprovokasi isu yang berkembang, tetapi belum bisa dipastikan kebenaran, kemudian mengambil tindakan main hakim sendiri.

Ditambahkan Jalil, melalui aksi simpatik ini, kejadian di Kota Sorong tidak terjadi lagi di mana pun, terutama di Manokwari. Ia menegaskan, kejadian di Kota Sorong, tentunya menimbulkan rasa simpati dari semua orang, apalagi tidak tepat sasaran.
“Korban bukan pelaku seperti isu yang beredar. Itu hanya provokasi dengan isu nasional. Kami dorong TNI dan Polri gencar mensosialisasikan terkait isu yang berkembang agar bisa mengantisipasi kejadian serupa,” pinta Jalil di sela-sela aksi simpatik, kemarin.
Dikatakan Jalil, pihaknya mengapresiasi langkah cepat Kapolresta Sorong yang berhasil menangkap pelaku pengeroyokan, penganiayaan dan pembakaran yang menelan korban jiwa tersebut.
Sementara itu, Sekretaris MPW Pemuda Pancasila Provinsi Papua Barat, Ayub Msirem ikut menyesalkan kejadian main hakim sendiri, apalagi korban belum tentu sebagai pelaku penculikan anak, seperti isu yang beredar di masyarakat.
Untuk itu, tegas Ayub, melalui aksi ini, pihaknya ingin mengajak masyarakat berhati-hati dalam bertindak. Ditegaskannya, Indonesia adalah negara hukum, tidak boleh semena-mena atau main hakim sendiri, karena itu merupakan perbuatan melanggar hukum.

Dirinya juga meminta aparat kepolisian bisa menindaklanjuti kasus ini secara transparan dan memberi kepastian hukum. “Jika wanita yang menjadi korban tidak terbukti bersalah, maka perlu diberikan haknya, terutama kepada keluarganya,” harap Ayub.
Sebaliknya, sambung Ayub, jika pelaku mempunyai bukti kuat bahwa korban adalah pelaku penculikan anak, maka aparat kepolisian harus mendalaminya.
“Tapi apapun itu, tidak dibenarkan main hakim sendiri. Kita mendorong kasus ini diproses seadil-adilnya,” tegas Ayub.
Ditambahkannya, persoalan penculikan anak, sejauh ini masih sebatas isu dan belum terdengar ada kasus penculikan. Dirinya pun bertanya, apakah isu ini sengaja dimunculkan atau tidak, maka sepenuhnya diserahkan ke aparat penegak hukum untuk mengungkapnya. “Penyebar isu juga harus didalami siapa orangnya dan apa motifnya,” ujar Ayub.
Sedangkan Sekretaris Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STIH Caritas Papua di Manokwari, Yan Waroi menambahkan, aksi dilakukan karena dalam beberapa hari ini, beredar isu penculikan anak, lalu berujung pengeroyokan, penganiayaan, dan pembakaran seorang perempuan paruh baya di Kota Sorong.
Sebagai mahasiswa, kata Yan, dia melihat peristiwa ini sangat menyedihkan dan patut disesalkan, karena penganiayaan dan pembakaran tersebut akibat isu yang belum dipastikan kebenarannya.
Dia menilai, pelaku pengeroyokan, penganiayaan, dan pembakaran tidak menunjukkan karakter yang mempunyai hati atau saling mengasihi satu sama lain.
“Maka dari itu, melalui aksi ini, kami ingin mengajak agar masyarakat bijak dan menjaga kamtibmas di Manokwari supaya kejadian di Sorong tidak terjadi di Manokwari,” pungkas Yan. [AND-R1]