Manokwari, TABURAPOS.CO – Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Papua Barat, Elias Idie mengatakan tantangan pemilu 2024 akan lebih berat dibandingkan pemilu 2019.
Dia menerangkan, secara regulasi dimomentum yang sama akan terjadi pemilihan bersamaan, anggota DPR dari tingkat kabupaten, provinsi, dan pusat, serta kepala daerah.
Tetapi juga, kata dia, dari kultur pemilih orang Papua yang memiliki perspektif dan kepentingan berbeda-beda menjadi tantangan tersendiri bagi pihak penyelenggara baik Bawaslu maupun KPU.
“Dari pendekatan penyelenggaraan secara teknis Bawaslu maupun KPU, tentunya kami merasa bahwa itu perintah regulasi, maka kami siap melakukan itu,” ujarnya dalam rapat koordinasi Baswalu dan stakeholder, di salah satu hotel di Manokwari, Jumat (17/2).
Dirinya menekankan, Bawaslu dan KPU harus memiliki komomitmen bersamaan, sehingga pemilu 2024 tidak hanya sekedar momentum masyarakat melakukan pemilihan, tetapi yang lebih penting bagaimana tanggung jawab moril, sehingga pascapemilu tidak menimbulkan bahkan membawa efek lain, seperti efek konflik, polarisasi, dan lainnya.
“Kami harus punya satu komitmen bahwa pemilu harus kita kawal sebagai bagian dari masyarakat yang secara tanggung jawab moril, paling tidak substansi dari pemilu atau demokrasi kita merasakan lima tahun kedepan,” ungkapnya.
Dirinya berharap, melalui rapat koordinasi ini Bawaslu Papua Barat mendapatan masukan-masukan, catatan kritis, untuk mewujudkan komitmen bersama mendukung kesuksesan pemilu 2024.
Dalam kesempatan itu, Ketua Bawaslu Papua Barat, juga berharap partisipasi dan peran media mengsukseskan pemilu 2024.
“Saya berharap peran media juga sangat penting, kita mau membangun budaya literasi dan komitmen bersama media,” pungkasnya.
Rapat koordinasi Bawaslu bersama stakeholder mengusung tema proyeksi tantangan penyelenggara pemilu 2024.
Rapat koordinasi ini turut melibatkan komisioner Bawaslu Papua Barat, M. Nazil Hilmie, komisioner KPU Papua Barat, A. Hakim Siidiq, dan PWI Papua Barat, sebagai rasumber. [SDR-R4]