Manokwari, TP – Head of Communications and External Affairs BP Indonesia, Desy Unidjaja mengungkapkan, akan terjadi pengurangan tenaga kerja di Tangguh LNG, karena proyek Tanggung telah mendekati penyelesaian.
Ia menerangkan, proyek Tangguh Train 3 dimulai sejak 2016 dan melalui kontraktor dan sub kontraktornya, memperkerjakan kurang lebih 5.400 tenaga kerja dari tanah Papua, dan proyek tersebut saat ini sudah mendekati penyelesaian.

“Saat ini proyek Tangguh telah mendekati penyelesaian yang tentu saja mengurangi secara drastis kebutuhan akan jumlah pekerja, dengan konstruksi yang mendekati penyelesaian, pekerja konstruksi telah mulai didemobilisasi,” ujar Unidjaja dalam Media Gathering bersama BP Tangguh, di Aston Niu Hotel Manokwari, Rabu (22/2).
Unidjaja mengungkapkan, pihaknya terus melanjutkan pekerjaan dengan aman, sesuai kualitas yang dipersyaratkan dan dalam waktu sesegera mungkin selesai.
Kepala Bidang Hubungan Industrial Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Papua Barat, Ermawati Siregar mengapresiasi BP Indonesia yang terus berkontribusi dengan pemerintah daerah Papua Barat untuk memastikan hak-hak para pekerja proyek Tangguh Train 3 yang akan didemobilisasi terpenuhi dengan baik.
Dirinya menilai, BP Indonesia BP Indonesia sudah mengupayakan untuk mempersiapkan tenaga kerja dapat meningkatkan keahlian agar setelah selesai dari proyek Tanggung Train 3, para pekerja dapat bekerja di sektor dan proyek lainnya di luar proyek tersebut.
“Papua Barat ditopang oleh banyak industri, dengan peningkatan kapasitas tersebut, mereka bisa bekerja di berbagai sektor seperti bengkel, industri kayu dan lain-lain setelah selesai bekerja di proyek Tangguh. Kami terus melanjutkan pekerjaan dengan aman, sesuai kualitas yang dipersyaratkan, dan dalam waktu sesegera mungkin.” Ujarnya.
Dia menerangkan, sudah menjadi tugas daerah agar tenaga kerja lokal memiliki kapasitas dan keterampilan yang mampu bersaing dan bisa memenuhi kebutuhan industri dan kebutuhan investor agar bisa terserap, jika tidak memenuhi, investor dapat mengambil tenaga kerja dari luar provinsi.
Kepala Departemen SKK Migas Perwakilan Papua dan Maluku, Galih Agusetiawan, mengungkapkan, ultiplier effect ini bertujuan agar terbangun kapasitas nasional yang memiliki daya saing untuk mengejar target produksi 1 juta barel minyak per hari dan gas sebanyak 12 miliar kaki kubik per hari di 2030.
Menurutnya, keberadaan BP Indonesia memiliki nilai strategis bagi perekonomian daerah, dengan demikian perlu dukungan dari semua pihak agar operasional BP Indonesia dapat berjalan dengan baik.

“Untuk itu perlu dukungan dari Pemda agar ada peningkatan kapasitas dari industri pendukung,” ujarya.
Tangguh Sustainable Project Manager BP Indonesia, Budy Hermawan mengatakan, kerja sama dan kolaborasi terus dilakukan bersama dengan SKK Migas dan Pemda Provinsi Papua Barat guna memastikan semua pihak mendapatkan informasi terkini dari perkembangan proyek Tangguh Train 3. Salah satunya adalah melalui lokakarya ketanagakerjaan yang kami lakukan rutin setiap tiga bulan. [ABI]