Manokwari, TP – Kasus malaria di Kabupaten Manokwari tertinggi di wilayah Papua Barat, sehingga ditetapkan sebagai daerah endemis malaria dengan jumlah 7.325 kasus di tahun 2022.
Diurutan kedua, Kabupaten Manokwari Selatan (Mansel) sebanyak 489 kasus, Teluk Bintuni sebanyak 205 kasus, Teluk Wondama 938 kasus, Fakfak sebanyak 159 kasus, Kaimana sebanyak 282 kasus, dan Pegunungan Arfak (Pegaf) sebanyak 20 kasus.

Meskipun terdapat banyak jumlah kasus, namun jumlah kasus kematian yang disebabkan malaria di Kabupaten Manokwari, justru berbanding terbalik.
Seperti yang disampaikan Penanggung Jawab Program Malaria Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Manokwari, Trance Bosawer, apabila sejak tahun 2018 hingga 2021 tidak ditemukan kasus kematian karena malaria.
“Saya penanggung jawab untuk program malaria di Kabupaten Manokwari, saya dari tahun 2018 sampai hari ini. Untuk data kematian di Kabupaten Manokwari karena malaria dari 2018 sampai 2021, tidak ada kasus kematian,” sebutnya saat memberikan penjelasan kasus kematian akibat malaria di Manokwari, pada kegiatan publikasi distribusi kelambu baru anti nyamuk di Papua Barat, Jumat (3/3).
Trance menjelaskan, pada tahun 2022 baru ada kasus kematian karena malaria. Itupun hanya satu kasus dan bukan berasal dari dalam kota.
“Tahun 2022 ada satu kasus. Itu rujukan dari Puskesmas Prafi. Meninggalnya di bulan Agustus, meninggal di rumah sakit. Itupun bukan murni malaria, tapi ada komplikasi,” sebutnya. [SDR-R3]
BACA JUGA : https://taburapos.co/2023/03/06/89-persen-anak-papua-belum-merasakan-beasiswa-di-perguruan-tinggi/