Ransiki, TP – Ketua Majelis Pendidikan Kristen pada Yayasan Pendidikan Kristen (YPK) Papua Barat, David Tjandra, berkunjung ke sejumlah Sekolah YPK di Kabupaten Mansel, Rabu (2/11).
Pada kesempatan yang baik itu, David Tjandra, yang juga selaku Ketua Yayasan Teacher Transformation Center atau disingkat YTTC disambut langsung Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Mansel, Tera Auri, mereka bersama-sama menyempatkan diri menyambangi SD YPPGI 29 Tobou, Ransiki.
David Tjandra mengatakan, kesayangannya bersama rombongan ke Kabupaten Mansel guna melakukan survei pada sejumlah Sekolah YPK di Kabupaten Mansel. Survei tersebut untuk mengetahui secara langsung kendala dan kekurangan yang dihadapi Sekolah-sekolah YPK dalam memajukan dunia pendidikan di Mansel.
“Kita mau lihat langsung apa kekurangan mereka dan bantuan seperti apa yang dibutuhkan sehingga YPK bisa melakukan pendampingan,” ucap David Tjandra.
Ia menjelaskan, sejauh ini, pihaknya juga masih menempatkan guru pendamping di SD YPPGI 29 Tobou guna menambah tenaga guru dan meningkatkan kualitas Sekolah Yayasan dibawah naungan YPK, supaya semakin berkualitas dalam dunia pendidikan.
Dirinya pun berharap, SD YPPGI 29 Tobou sebagai salah satu Sekolah binaan YPK bisa terus mengembangkan diri untuk memacu bersaing dan menjadi rujukan bagi anak-anak Papua dalam memperoleh pendidikan yang layak di Mansel.
Sepintas, dijelaskannya, dari 1.100 Sekolah YPK dan YPPGI yang ada di Tanah Papua, baru sekitar 20 Sekolah yang tersentuh pendamping guru Yayasan. Namun dirinya berharap, apa yang dilakukan YPK dan YPPGI di Tanah Papua lebih khusus Kabupaten Mansel bisa memajukan mutu pendidikan di Kabupaten Mansel.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Mansel Tera Auri menyatakan, untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan di Mansel, membutuhkan peran serta elemen masyarakat, termasuk YPK dan YPPGI.
Disamping itu, Auri menghimbau, kepada setiap masyarakat Mansel supaya memberikan rasa aman dan nyaman kepada setiap guru yang ditugaskan YPK dan YPPGI di Mansel, bagi di dalam daerah Ransiki, Momiwaren maupun pada Distrik terjauh seperti di Tahota dan Dataran Isim.
Menurut dia, profesi guru mayoritas diguluti oleh kaum perempuan, maka harus benar-benar dijaga dan dilindungi supaya guru yang bertugas tidak mengeluh atau minta dipindahkan karena merasa tidak aman. Sebab, jika hal itu terjadi maka akan menghambat pendidikan.
BACA JUGA : https://taburapos.co/2022/11/03/pembagian-beras-jatah-diduga-bermasalah-ada-asn-tak-terima-tiga-bulan/
“Guru kita di Mansel mayoritas perempuan, beberapa waktu lalu ada yang mengeluh dan meminta untuk dipindahkan karena merasa tidak nyaman di tepat tugas. Ini yang harus kita perhatikan, jaga guru dengan baik dan guru akan memberikan pelayanan pendidikan kepada anak-anak kita dengan baik juga,” pungkas Auri. [BOM-R4]