Manokwari, TABURAPOS.CO– Selama 28 hari kedepan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manokwari bersama Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Manokwari, akan lebih spesifik menangani kasus stunting.
Hal itu dilakukan Pemkab Manokwari dan TP PKK untuk mengejar jumlah kasus stunting tersisa agar benar-benar bisa sembuh semuanya.
“Penanganan intervensi stunting di Manokwari bersama dinas kesehatan, puskesmas, para ahli gizi dan kader PKK by name by address hari ini sudah 62 hari, namun datanya kami ambil 60 hari,” kata Ketua TP PKK Manokwari, Febelina Indou dalam rapat koordinasi penanganan stunting di Aula PWKI Papua Barat, Selasa (8/8).
Febelina menyebutkan, terdapat 108 anak stunting yang mendapatkan intervensi pemberian makanan bergizi selama 60 hari. Hasilnya 40 anak dinyatakan sudah pulih sesuai pengukuran tinggi dan berat badan.
Febelina memaparkan, di Puskesmas Pulau Mansinam terdapat 5 anak yang ditangani, 2 anak dinyatakan pulih dan masih tersisa 3 anak. Puskesmas Sowi, terdapat 9 anak, normal 3 anak dan tersisa 6 anak.
Kemudian di Puskesmas Sanggeng terdapat 8 anak, normal 1 anak dan sisa 6 anak, sedangkan 1 anak merupakan anak asuh Pj Gubernur Papua Barat, sehingga tidak dimasukan dalam hitungan.
Puskesmas Warmare terdapat 10 anak, dinyatakan normal 1 anak dan sisa 9 anak, Puskesmas Mobja terdapat 14 anak, dan dinyatakan normal 4 anak sisa 10 anak.
Puskesmas Amban terdapat 6 anak, dinyatakan sembuh 2 anak sisa 4 anak, Puskesmas Masni terdapat 6 anak, normal 5, dan tersisa 1 anak. Puskesmas Sidey terdapat 7 anak, normal 3 anak sisa 4 anak, Puskesmas Nuni terdapat 4 orang anak yang sudah normal 3 anak tersisa 1 anak.
Puskesmas Macuan terdapat 6 anak, dinyatakan normal 3 anak sisa 5 anak, Puskemas Pasir Puti terdapat 7 anak dinyatakan normal 3 sisa 3 anak, dan Puskemas Prafi terdapat 12 anak sudah normal 7 anak dan tersisa 5 anak.
“Untuk puskesmas maripi sama sekali bulan pertama dan bulan kedua tidak bisa diintervensi karena kepala puskemas dan ahli gizi kurang kooperatif,” sebut Febelina.
Untuk Puskesmas Tanah Rubuh terdapat 8 anak normal 2 sisa 6 orang anak. Puskesmas Wosi terdapat 9 anak, 2 normal sisa 7 anak.
“Sehingga, secara keseluruhan tersisa 66 anak untuk diintervensi di bulan ketiga,” sebut Febelina.
Bupati Manokwari, Hermus Indou mengatakan ada perkembangan penanganan stunting di Manokwari, sekitar 52 persen pada hari ke-60.
“Kita masih punya tanggung jawab selama 30 hari untuk 66 anak, kita tetap koordinasi terkait data jangan sampai data by name by address, jangan sampai data pihak lain yang lebih akurat dibandingkan kita,” ujar Bupati.
Bupati menginginkan, agar masalah stunting di Manokwari bisa teratasi semua, sehingga permasalahan substantive dan struktural juga harus ditangani.
“Ada dua masalah yang sifatnya substantif yaitu sensitif seperti pola asuh, nikah usia dini dan spesifik orang stunting karena lingkungan sekitar, kalau penanganannya mau tuntas maka masalah substantif harus kita tangani juga disamping masalah yang bersifat struktural berupa kebijakan pemerintah,” papar Hermus.
Bupati meminta semua satuan kerja yang terlibat dalam penanganan stunting memastikan semua kerja-kerja di lapangan berjalan efektif.
“Mari kita lakukan penguatan secara berjenjang, para kepala puskesmas fokus mendampingi petugas gizi mendorong masyarakat agar aktif ke posyandu untuk mendapatkan penanganan di lapangan tuntas,” pungkas Bupati.
Rapat koordinasi penanganan stunting di Manokwari melibatkan kepala puskesmas, ahli gizi, dan dinas teknis. [SDR-R3]