Manokwari, TABURAPOS.CO – Ketua Persekutuan Gereja-gereja di Papua (PGGP), Pdt. Sherly Parinussa berharap Pemerintah Daerah (Pemda) agar lebih serius memberikan perhatian terhadap kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Pdt. Sherly mengakui, masalah kekerasan baik terhadap anak maupun perempuan adalah sebuah isu internasional hingga tingkat nasional dan daerah. Sehingga, saat ini tengah dilakukan gerakan anti kekerasan selama 10 hari.
Kekerasan tidak hanya dalam bentuk fisik tetapi juga kekerasan verbal, psikis yang kebanyakan korbannya adalah perempuan dan anak.
Sebagaimana yang ada di dalam undang-undang kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak harus terus di sosialisasikan secara merata baik itu pemerintah, lembaga keagamaan termasuk seluruh lapisan masyarakat.
Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak harus di minimalisir agar generasi penerus bia menemukan kehidupan yang aman dari segala bentuk tindakan kekerasan.
“Mari kita gerak bersama menyuarakan jangan kita diam. Saya secara pribadi mengecam kasus kekerasan ini dan saya akan terus bersuara sehingga kekerasan bisa diminimalisir,” kata Pdt. Sherly kepada Tabura Pos, Kamis (07/12).
Ia meminta para pelaku kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak ditindak sesuai dengan hukum positif yang berlaku, bukan melalui perdamaian karena tidak akan memberikan efek jerah.
Sementara terhadap para korban, Pdt. Sherly berharap bisa mendapatkan konseling agar tidak mengalami traumatis yang panjang.
“Perlu ada keberanian untuk menindak pelaku meskipun sebenarnya memang dilema apalagi misalkan pelakunya ada orang tua sendiri tapi harus diberikan efek jera. Untuk korban juga penting harus ada konseling agar trauma itu tidak tumbuh,” ujar Pdt. Sherly.
Untuk meminimalisir kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak perlu perhatian serius dari pemerintah, orang tua, dan lingkungan sekitar, yang bisa dilakukan melalui kegiatan sosialisasi secara berkelanjutan.
“Khusus untuk anak-anak mereka punya hak untuk di penuhi tapi di Manokwari masih kurang wadah tempat bermain untuk mengakomodir anak-anak punya kreasi dan sebagainya,” katanya seraya berharap, pemerintah bisa membuka layanan khusus seperti rumah aman dan tempat bermain.[AND-R3]