Manokwari, TP – Pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Distrik Manokwari Utara yang disediakan Puskesmas Nuni, dikabarkan mengalami ketimpangan selama hampir 4 tahun, sejak 2020.
Kondisi tersebut lantaran kepala puskesmas dan beberapa tenaga kesehatan (nakes) di puskesmas tersebut dilaporkan jarang berada di tempat bahkan tidak masuk kantor.
Keluhan itu disampaikan Kepala Distrik Manokwari Utara, Marten Dowansiba pada pertemuan evaluasi capaian Pekan Imunisasi Nasional (PIN) polio tahun 2024, di Sasana Karya Kantor Bupati, Kamis (11/7/2024).
“Sudah dari sekitar tahun 2020 itu kepala puskesmas sakit sampai berapa tahun tidak diganti. Jadi, mantri-mantri khususnya OAP tidak pernah masuk kantor sampai hari ini tahun 2024 kantor atau tempat kerja mereka masih kosong,” ungkap Dowansiba kepada Tabura Pos saat ditemui usai pertemuan, kemarin.
Untuk pelayanan kesehatan di sana, Marten Dowansiba mengungkapkan, dilaksanakan oleh tenaga kesehatan, bidan yang justru tinggal di luar Distrik Manokwari Utara.
“Sedangkan yang melayani sampai hari ini itu suster, bidan, mereka yang tinggal di kota dan setiap pagi ke Manokwari Utara untuk melayani. Sedangkan, mantri, anak-anak daerah sendiri tidak masuk kantor,” ungkapnya.
Menurutnya, ada sekitar 4 sampai 5 orang termasuk dengan kepala puskesmas yang sampai hari ini sudah tidak pernah masuk kantor.
Dowansiba mengaku, sudah pernah membicarakan hal tersebut bersama kepala puskesmas yang bersangkutan. Diapun mengaku, tidak mengetahui kendalanya apa sampai tidak masuk kantor. Karena, sampai hari ini tidak ada tanggapan.
“Saya minta kepala dinas kesehatan bisa tegur mereka. Karena mereka yang tidak masuk kantor ini yang punya kendaraan bisa jalan dengan bidan dan suster, tapi tidak maksimal,” bebernya.
Marten Dowansiba menambahkan, terdapat dua puskesmas di Distrik Manokwari Utara, yaitu Puskesmas Nuni dan Puskesmas Amban.
Pelayanannya, bagi masyarakat di 5 kampung yang dekat dengan Amban diarahkan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas Amban. Sedangkan, sisanya dilayani di Puskesmas Nuni.
“Saya akan tegur. Tapi kalau mereka tidak mau dengar suara saya maka saya ambil kebijakan lapor ke Pak Bupati, karena pelayanan kesehatan di sana harus jalan, masyarakat butuh pelayanan kesehatan,” pungkasnya.
Di tempat yang sama, Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Manokwari, Marthen L. Rantetampang mengakui, salah satu puskesmas yang susah dikendalikan adalah Puskesmas Nuni.
“Karena, pimpinan dan beberapa tenaga yang tadi sebutkan itu sudah berat. Ada dua kendaraan di sana. Awalnya alasan kendaraan, dan sudah diperbaiki, tapi laporan dari staf mereka tidak bisa pakai ini yang menjadi masalah,” terang Rantetampang.
Rantetampang mengungkapkan, keluhan kepala puskesmas dan beberapa mantri tidak pernah ada di puskesmas sudah terjadi sejak tahun 1997, saat dia masih menjadi kepala bidang.
Dirinya mengatakan, kepala distrik yang memiliki kekuasan di wilayah tersebut untuk menegur. Bila perlu sampaikan ke Bupati.
“Karena kami sudah melakukan upaya-upaya banyak tapi tidak diindahkan,” pungkas Rantetampang. [SDR-R3]