Manokwari, TP – Pimpinan Daerah (PD) Aisyiyah Manokwari berkolaborasi dengan Balai Guru Penggerak (BGP) Papua Barat dan Sekolah Luar Biasa (SLB) Panca Kasih menggelar seminar nasional di SLB Panca Kasih, Amban Manokwari, Sabtu (16/11).
Seminar ini dibuka oleh Pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah Papua Barat, Dr. Mulyadi Djaya didampngi oleh Ketua PD Aisyiyah Manokwari, Mimik dan Analis Diklat dan Ketua Tim Kerja III BGP Papua Barat, Lusi Epita.
Adapun seminar ini dilakanakan dengan mengusug tema, implementasi kurikulum dan adaptasi sekolah terhadap kebijakan pendidikan sekolah inklusif di Kabupaten Manokwari.
Pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah Papua Barat, Dr. Mulyadi Djaya mengatakan, seminar ini merupakan kegiatan kolaborasi yang sangat penting untuk pendidikan di Papua Barat.
Berbicara inklusif adalah suatu hal yang sulit dilakukan tapi ini juga realitas yang dihadapi sehari-hari. Mislanya masih ada siswa yang berbeda, berkebutuhan khusus atau difabel dia tetap mempunyai hak untuk menempuh pendidikan dengan anak-anak yang lain yang normal.
Oleh karena itu, seminar ini bagaimana untuk menghadapi siswa yang berkebutuhan khusus tadi sehingga mereka tidak merasa dibedakan, tidak terasa asing di sekolah itu dan merasa diterima dengan baik sama dengan anak-anak lainnya sehingga di sekolah dia bisa merasa tumbuh normal.

Menurut Mulyadi, terkait hal ini pemerintah seharusnya lebih cepat tetapi organisasi kemasyarakatan seperti Aisyiyah Manokwari juga turut menjemput bola mengumpulkan guru-guru didalam kota Manokwari untuk mengetahui bagaimana cara menghadapi calon siswa yang berkebutuhan khusus atau difabel.
“Ini penting karena didalam UUD 1945, bahwa seluruh anak-anak itu harus ditampug di sekolah dan tidak bisa ditolak, walaupun mungkin disini ada SLB tapi kan biasanya oran tua yang tidak mampu kan masa mau antar jemput anaknya yang jauh, oleh sebab itu, sekolah yang dekat itu harus bisa menerima siswa berkebutuhan khsuus tadi ini penting guru-guru mendapatkan metode mengajarnya, kurikulumnya seperti apa dan seterusnya saya kira itu penting sekali,” jelas Mulyadi kepada Tabura Pos di SLB, Amban Manokwari, Sabtu (16/11).
Sebelumnya, Ketua PD Aisyiyah Manokwari, Mimik mengatakan, kegiatan seminar ini bertujuan untuk mengimplementasi kurikulum merdeka yang didalamnya adalah sekolah pedidikan inklusif.
Harapannya agara para pendidik atau guru-guru di Manokwari ini bisa memahami apa itu kurikulum merdeka dengan pendidikan inklusif sehingga nantinya aat di sekolah guru-guru bisa menerapkan apa saja kewajiban seorang guru.
“Jadi seminar ini memang salah satu program Aisyiyah, harapan kami nanti para guru betul-beteul memahami kurikulum merdeka dan pendidikan inklusif karena nanti kedepannya pendidikan inklusif terus digalakkan agar seklah umum juga bisa menerima anak-anak berkebutuhan khusus,” ungkapnya.
Sementara, Analis Diklat dan Ketua Tim Kerja III BGP Papua Barat, Lusi Epita berharap setelah kegiatan ini satuan pendidikan dapat memahami makna sekolah inkulsif yang berada di regular.
Menurutnya anak-anak yang berkebutuhan khusus itu harus dirangkul tidak di diskriminasikan karena pendidikan ini terbuka untuk siapa saja.
Dengan demikian, apapun itu bentuknya maka anak-anak yang berkebutuhan khusus yang disebut inklusif setelah pelatihan ini para satuan pendidikan, para guru-guru dapat memahami bagaimana mengidentifikasi mereka serta memetakan pengajaran seperti apa untuk mereka.
“Termasuk bagaimana menjadikan sekolah menjadi sekolah yang ramah bagi anak-anak yang berkebutuhan khusus,” harapnya. [AND-R6]