Manokwari, TP – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Manokwari, membekali para relawan di Kabupaten Manokwari dengan manajemen bencana.
Pembekalan dikemas dalam kegiatan sosialisasi dilangsungkan di salah satu hotel, Jumat (3/10/2025), diikuti 50-an relawan baik dari masyarakat, TNI, Orari, Senkom Polri, distrik, Dinas Kesehatan, Kominfo dan PUPR.
Pj Sekda Manokwari, Yan Ayomi saat membuka sosialisasi menyatakan Manokwari menjadi salah satu daerah rawan bencana, dan dalam mitigasi terhadap resikonya tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah, melainkan membutuhkan peran aktif masyarakat maupun relawan.
Sejalan dengan itu, kata Sekda, maka perlu meningkatkan kesadaran, pengetahuan dan keterampilan masyarakat maupun relawan dalam menghadapi bencana. Salah satunya, melalui sosialisasi manajemen bencana yang dilaksanakan.
Menurutnya, manajemen bencana penting bagi relawan agar bisa mengetahui apa saja yang harus dilakukan ketika membantu masyarakat saat bencana terjadi, baik bencana alam maupun bencana non alam.
“Upaya mitigasi maupun pencegahan itu penting disampaikan setiap waktu, setiap saat apakah melalui kegiatan seperti ini ataukah literasi maupun melalui alat-alat peraga yang kita lihat, seperti titik kumpul, jalur evakuasi itu adalah bagian menyebarkan informasi,” ujar Sekda.
Ayomi yang juga selaku Kepala BPBD yakin, dengan manajemen bencana yang baik bisa meminimalisir, mempercepat respon dan tentunya dapat menyelamatkan manusia sehingga tidak timbul korban jiwa.
“Pemerintah terbatas, sehingga membutuhkan peran serta komunitas, relawan, swasta dan lainnya. Melalui kegiatan ini kiranya relawan bisa membawa pulang pengetahuan dan mengimplementasikan di lingkungan masing-masing,” tukas Ayomi.
Sementara itu, Kepala Pelaksanaan BPBD Kabupaten Manokwari, Tajudin mengungkapkan relawan bencana yang terlibat adalah relawan yang sudah tersertifikasi dan sudah di-SK-kan oleh pemerintah daerah.
Menurutnya, Manokwari sebagai daerah rawan bencana perlu kesiapsiagaan dari relawan sebagai salah satu pilar penanganan bencana. Sehingga kapasitasnya harus ditingkatkan.
“Sesuai amanat undang-undang relawan memang harus dilatih tentang dasar-dasar manajemen bencana, bagaimana penanganan bencana, sehingga hari ini diadakan sosialisasi manajemen bencana,” jelas Tajudin.
Ia menambahkan, selain tentang manajemen kedaruratan kebencanaan, para relawan juga dilatih memanfaatkan teknologi Artifisial Intelijen (AI) serta Sistem Informasi dan Analisa Bencana (SiRab) dalam memitigasi suatu bencana.
“Kita berharap relawan dapat memahami dasar-dasar penanganan bencana dan memanfaatkan teknologi informasi dalam membantu masyarakat dalam mengurangi resiko bencana,” pungkasnya. [SDR-R4]
