Manokwari, TP – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Manokwari meningkatkan sumber daya manusia (SDM) tenaga kesehatan dari sejumlah puskesmas dan rumah sakit terkait pencegahan penularan HIV, Sifilis, dan Hepatitis B dari ibu ke bayi.
Penanggungjawab Program HIV/PIMS, Dinkes Kabupaten Manokwari, Everdina Y. Wanggai, SKM menjelaskan, peningkatan kemampuan SDM tenaga kesehatan sangat penting agar bisa memberi tata laksana yang tepat dan benar terhadap masyarakat terkait pencegahan penularan HIV, Sifilis, dan Hepatitis B dari ibu ke bayi.
Diungkapkannya, berdasarkan data Dinkes pada periode Januari – Oktober 2025, jumlah ibu hamil yang positif Hepatitis B, Sifilis, dan HIV cukup tinggi.
Ia merincikan, jumlah ibu hamil yang diperiksa Hepatitis B sebanyak 2.707 orang dan ditemukan 87 kasus positif. Untuk pemeriksaan Sifilis terhadap 2.449 ibu hamil, ditemukan 218 kasus positif, sedangkan untuk pemeriksaan HIV terhadap 2.683 ibu hamil, ditemukan 65 kasus positif.
Lanjutnya, untuk jumlah bayi yang diberi vaksin Globulin Iumn Hepatitis B (HBIG) untuk mencegah penularan sebanyak 36 bayi dan 25 bayi sudah menjalani pemeriksaan AID Early Infant Diagnostic (EID).
“Kami merasa pelatihan ini sangat penting dilakukan untuk SDM kami, tenaga layanan kami, sehingga mereka mampu melaksanakan tata laksana itu dengan benar kepada masyarakat,” jelas Everdina Wanggai kepada para wartawan di salah satu hotel di Manokwari, Rabu (15/10/2025).
Dia menambahkan, Dinkes juga menyiapkan Puskesmas Pengobatan dan Pendampingan (Puskesmas PDP) dengan tujuan mampu menangani pasien HIV, Sifilis, dan Hepatitis B tanpa harus dirujuk ke rumah sakit.
Menurutnya, dengan adanya Puskesmas PDP, maka ibu hamil yang terdeteksi positif, tidak lagi harus dirujuk ke rumah sakit, bisa langsung ditangani di Puskesmas PDP.
“Kami sudah memekarkan layanan menjadi 17 PDP dari 22 layanan tes yang ada. Ini bagian dari upaya kami menyiapkan seluruh tim agar lebih siap dalam tata laksana pencegahan penularan HIV, Sifilis, dan Hepatitis B dari ibu ke bayi,” paparnya.
Everdina Wanggai menambahkan, tidak hanya peningkatan kapasitas dalam rangka tata laksana pencegahan penularan HIV, Sifilis, dan Hepatitis B dari ibu ke bayi, para tenaga kesehatan juga diberikan pemahaman tentang kesadaran terhadap ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan sejak awal kehamilan.
Tujuannya, ia menjelaskan, saat tahu kehamilan, ibu hamil bisa berkunjung ke puskesmas atau disebut kunjungan K1 murni atau kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan, sehingga jika ditemukan kasus positif pada kunjungan pertama bisa segera dilakukan tata laksana yang tepat untuk memutus rantai penularan dari ibu ke bayi.
“Dengan begitu, diharapkan tenaga kesehatan di Manokwari semakin siap melayani dan memberikan edukasi kepada seluruh ibu hamil agar penularan penyakit dari ibu ke bayi bisa ditekan semaksimal mungkin,” katanya.
Pelatihan ini diikuti 60 tenaga kesehatan dari 12 layanan kesehatan, baik dari rumah sakit dan puskesmas di Kabupaten Manokwari atas kerja sama antara Dinkes dan BBPK Makassar. [SDR-R1]