Manokwari, TABURAPOS.CO – Kapolda Papua Barat, Irjen Pol. Daniel T.M Silitonga mengingatkan seluruh anggota, khususnya lagi pejabat utama (PJU), kapolresta, dan kapolres di jajaran Polda Papua Barat supaya tidak menyimpang dari aturan, yang membuat masyarakat menjadi repot.
Sebaliknya, pinta dia, harus menjadi seperti penumpang di dalam pesawat yang mempedomani seluruh aturan, atau setidaknya, jangan senang melihat orang susah atau susah melihat orang senang.
Dipaparkan Kapolda, di dalam organisasi, ibarat seperti kendaraan, apakah memilih sopir atau penumpang. Meski ada perbedaan dari keduanya, kata dia, tetapi perlu ada kerja sama yang baik antara sopir dan penumpang supaya kendaraan tidak mengalami kecelakaan dan bisa sampai tempat tujuan.
Silitonga menambahkan, meski cara pandangnya sama, tetapi konsentrasi seorang sopir dan penumpang sudah jelas berbeda, sehingga diperlukan petunjuk dan masukkan.
Menurutnya, hal yang perlu disadari sopir dan penumpang agar bisa sampai tempat tujuan dengan selamat, maka harus memperhatikan faktor-faktor yang bisa menghambat perjalanan, seperti cuaca dan sebagainya meski kendaraan seperti pesawat sudah canggih, tetapi masih bisa terjadi kecelakaan karena faktor error.
Apabila dalam pesawat terjadi keributan oleh penumpangnya sendiri tanpa mempedomani aturan, jelas Kapolda, bisa juga berdampak fatal terhadap pesawat hingga terjadi kecelakaan.
“Saya harap penumpang jangan sok-sokan. Ulah penumpang ini kadang membuat pesawat oleng. Hak dan kewajiban penumpang ada,” tegas Kapolda dalam arahannya di depan PJU, kapolresta, dan kapolres di Polda Papua Barat, Selasa (7/11).
Ditambahkannya, hal yang sama dengan organisasi, semua bisa berjalan baik dan sampai tujuan yang diinginkan, maka semua harus kompak dan saling mengisi satu sama lain.
Maka dari itu, ujar Silitonga, untuk para pejabat utama, kapolresta, dan kapolres, jangan menyimpang dari aturan yang ada serta membuat aturan yang justru meresahkan masyarakat.
“Jangan senang bikin orang susah, sehingga terjadi penjebakan menyalahgunakan aturan. Orang yang tadi lurus, jadi bengkok. Seharusnya yang bengkok, kamu harus luruskan. Jadi, jangan senang melihat orang susah atau susah melihat orang senang,” tandas Silitonga.
Ia juga berharap seluruh anggota menjadi penumpang yang baik, dan jangan ribut di dalam, karena jika terus terjadi keributan dan pekerjaan menjadi tidak selesai, bisa saja penumpang tersebut dikeluarkan.
Ditegaskan Kapolda, tidak ada satu pun yang kebal aturan, maka dari itu, semua anggota harus menjadikan dirinya sebagai pengemudi yang baik, jangan pernah ingin dikemudikan oleh hasrat.
“Jadilah pengemudi yang kuat dan cerdas. Jangan asal tabrak. Pengemudi baik, dia berbelok dan mengerem pada saat yang tepat, sehingga bisa mencapai tujuan. Saya juga berharap Brigjen Pol. Alfred Parare bisa menjadi co-pilot yang baik di samping saya,” ujar Kapolda.
Diutarakan Silitonga, motto yang bagus, jangan dibalik, kalau bisa dipersulit, kenapa harus dipermudah. “Itu zaman kuda makan toge. Zaman sekarang, kalau bisa dipermudah, kenapa harus dipersulit,” pungkas Kapolda. [AND-R1]