Manokwari, TABURAPOS.CO – Kepala Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Manokwari, Musthofa Anwari mengajak seluruh elemen masyarakat membudayakan minum jamu.
Musthofa mengatakan, jamu merupakan identitas dan warisan nusantara. Minum jamu secara rutin memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, selain agar tubuh tetap bugar, budaya minum jamu juga mendukung tumbuhnya usaha lokal.
Menurutnya, jamu sangat bermanfaat karena memiliki kekayaan tanaman herbal dan jauh dari adanya indikasi campuran bahaya Bahan Kimia Obat (BKO).
Meskipun begitu, Musthofa mengingatkan agar masyarakat tidak sembarangan mengkonsumsi jamu, apalagi jamu kemasan yang tidak memiliki izin edar.

“Pada prinsipnya jamu itu bagus, jamu identitas kita dan merupakan warisan nusantara, warisan leluhur. Namun yang bahaya itu kalau jamu sudah dicampur dengan BKO, itu tidak boleh,” kata Musthofa kepada Tabura Pos di salah satu hotel di Manokwari, Kamis (01/09).
Dikatakannya, BPOM Manokwari terus membangun kolaborasi dan sinkronisasi dengan melibatkan semua lintas sektor agar selalu menjadi konsumen yang cerdas.
Dirinya berpesan, masyarakat turut membantu mengangkat kembali warisan produk nusantara, kemudian para pelaku usaha jangan sampai merusak warisan leluhur tersebut dengan mencampurnya BKO karena sangat beresiko bagi kesehatan orang lain.
BACA JUGA: BPOM Manokwari Tarik Berbagai Jenis Suplemen Kesehatan dan Obat Kuat Pria Dari Peredaran
“Kita sering menyampaikan kalau kita harus jadi konsumen cerdas, ceklik kemasan, lebel kadaluarsa dan sebagainya. Pesannya masyarakat mengangkat kembali warisan daripada produk nusantara, jamu itu jangan sampai mengandung BKO yang dapat mengganggu kesehatan. Jamu tidak masalah dikonsumsi setiap hari, jamu itu herbal yang penting tidak dicampur dengan BKO. Mialnya jamu pegal linu itu bisa 3 kali sehari, ada juga yang tidak boleh setiap hari, kalau jamu kunyit asam, beras kencur tidak masalah dikonsumsi setiap hari,” pungkasnya. [AND-R4]




















