Manokwari, TABURAPOS.CO – Mobil ambulans milik Puskesmas Tanah Rubuh menjadi korban pengrusakan setelah kecelakaan lalu lintas (laka lantas) yang menyebabkan seorang pelajar berinisial NW (15 tahun) meninggal dunia di Jl. Trikora, Maruni, Manokwari, Jumat (7/10).
Sekaitan dengan pengrusakan mobil ambulans itu, Kepala Puskesmas Tanah Rubuh, Mikael K. Osok mengatakan, dirinya sudah membuat laporan polisi ke SPKT Polda Papua Barat, Jumat lalu.
Namun, kata Osok, dirinya tidak mengetahui tindak lanjut dari laporan polisi yang dibuatnya, tetapi sangat berharap aparat penegak hukum mengambil sikap tegas.
Apalagi, tambah dia, bukan hanya fasilitas negara, seperti mobil ambulans milik Puskesmas Tanah Rubuh yang dirusak massa, tetapi banyak kendaraan milik warga yang menjadi sasaran amukan massa.

Dia menerangkan, sebelum terjadi pengrusakan, pihaknya memang sudah menerima informasi terjadi pemblokadean Jl. Trikora, Maruni, tetapi tidak dipikirkannya, lantaran mobil ambulans ini adalah mobil pelayanan, sehingga mungkin dibiarkan melintas.
“Dalam pikiran kami, kami naik untuk bekerja memberikan pelayanan kesehatan penanganan stunting dengan memberikan makanan tambahan bagi masyarakat. Itulah motivasi kami,” tegas Osok yang dikonfirmasi Tabura Pos via ponselnya, Senin (10/10).
Dirinya mengungkapkan, sebelumnya kejadian ada sekitar 6 orang di dalam mobil ambulans dan dirinya yang mengemudikan mobil ambulans. Dirincikan Osok, 1 orang lain di kabin depan, sedangkan 4 orang lagi berada di kabin belakang.
“Tepat di depan stan kayu kehutanan, sekitar 10 orang menghadang dan mengusir kami dan meminta memutar arah mobil. Lalu, saya mundur pelan-pelan tetapi dikejar massa,” cerita Osok.
Ia menerangkan, belum sempat dirinya berputar arah, massa langsung memotong kaca spion mobil ambulans di bagian kanan bersamaan dengan melempar batu dari arah depan, sehingga kaca depan mengalami keretakan.
Diutarakannya, ketika dia berupaya memutar arah mobil ke kiri dan ketika mobil melintang di tengah jalan, massa menghantam pintu depan mobil ambulans, sehingga kaca depan pecah. “Lalu, pintu samping dan dua kaca pintu belakang mobil ambulans juga gugur, habis,” ungkap Osok.
Tak sampai di situ saja, jelas Osok, ketika dia membelokkan dan mengarah ke jembatan Maripi, massa kembali merusak pintu kanan di bagian belakang, sehingga kaca mobil di bagian belakang pecah dan berguguran.
“Saya jalan pelan, tetapi sampai di depan gereja, ada polisi, jadi saya berhenti dan turun. Saya sampaikan ke aparat untuk tindak tegas, karena mobil ambulans kami dan mobil masyarakat banyak yang rusak,” tambahnya.
Selanjutnya, Osok menuju ke bagian belakang mobil ambulans dengan tujuan mengecek kondisi mobil dan melihat rekan kerjanya, Hayatur Ida yang mengalami pendarahan akibat terkena serpihan kaca di bagian mata kanan.
“Langsung kami bawa rekan kerja kami ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Papua Barat. Saya kira satu teman saja yang matanya berdarah, ternyata ada satu teman lagi, Debi Liliaya yang kena serpihan kaca,” jelas Osok.
Setelah kedua rekan kerjanya itu mendapatkan penanganan medis, dengan mencabut serpihan kaca dari bagian mata kedua korban, pendarahan pun berhenti. “Satu teman lagi terkena serpihan kaca di kedua matanya, tetapi kondisinya sudah membaik,” katanya.
BACA JUGA: Pelaku Penyerangan Anggota Polsek Masni Berhasil Kabur
Setelah kedua rekan kerjanya diobservasi, sambung Osok, ia langsung mendatangi SPKT Polda Papua Barat dan membuat laporan polisi, dilanjutkan dengan pemeriksaan di Ditreskrimum Polda Papua Barat sembari melaporkan insiden ke Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari.
“Kami mau jalankan pelayanan. Akhirnya, tadi saya sudah antarkan mobil ambulans ke Dinas dan kami diberi pinjaman mobil ambulans yang belum dipakai, sehingga kami memakai mobil ambulans lain untuk memberikan pelayanan,” ungkap Osok.
Ia mengakui, akibat kejadian tersebut, rekan-rekan kerjanya mengalami trauma psikis berat. “Tadi saya konfirmasi ke rekan-rekan, tetapi yang ibu-ibu sangat berat untuk naik. Jadi, hanya dua teman laki-laki yang naik memberi pelayanan. Harapan saya, kepolisian harus cepat memproses kasus ini,” pinta Kepala Puskesmas Tanah Rubuh ini. [FSM-R1]