Manokwari, TABURAPOS.CO – Penjabat Gubernur Papua Barat, Paulus Waterpauw menegaskan, insiden pembunuhan 4 pekerja proyek jalan Teluk Bintuni-Maybrat, Papua Barat adalah penyakit.
“Tahun ini selesai, tetapi satu atau dua bulan muncul lagi, akan terus muncul dan muncul terus dan buat noda bagi kita semua,” tegas Waterpauw dalam arahan praraker bupati dan wali kota se-Papua Barat di Auditorium TP PKK Provinsi Papua Barat, Arfai, Manokwari, pekan lalu.
Untuk itu, ia berpesan terhadap Kapolda Papua Barat dan Pangdam XVIII Kasuari untuk mencari kepala manusia-manusia tersebut.
“Ambil, saya bayar kepalanya. Bikin rusak saja daerah ini kalau sudah seperti itu namanya biadab. Jangan dikasih hati,” ujar Penjabat Gubernur.
Mengapa, lanjut Waterpauw, dengan kejadian itu, para investor akan lari, orang-orang yang akan menanamkan modal di daerah ini akan kabur. “Mereka tidak nyaman di Papua Barat, sama seperti di Papua, maka Papua Barat sama dengan di Papua,” ujarnya.
BACA JUGA: Aparat Kampung Macok ‘Diamankan’ terkait Kepemilikan Senpi Rakitan dan 8 butir Peluru
Dirinya juga berharap para bupati dan wali kota harus mencari informasi terkait kelompok-kelompok tersebut.
“Saya tidak suka dengan hal-hal seperti itu, makanya banyak orang Papua tidak suka sama saya, karena saya tegas. Dan, sekali lagi, jangan ada yang pelihara barang begitu, karena itu penyakit,” ujar Waterpauw.
Menurut dia, jika Menteri PUPR menyatakan untuk menghentikan pembangunan, maka selesai dengan alasan keamanan. “Mohon kita buat ketenangan, ketentraman dan kenyamanan di daerah kita ini,” tandas Waterpauw. [FSM-R1]