Manokwari, TP – Sebanyak 248 warga mengikuti operasi katarak di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Papua Barat, Manokwari, Selasa (25/10).
Jumlahnya melampaui target yang sebelumnya tersedia kuota sekitar 200 orang. Pasien yang menjalani operasi katarak berasal dari berbagai daerah di Manokwari, didominasi warga lansia.
Kegiatan ini terselenggara atas kerja sama Polda Papua Barat, Pemkab Manokwari, Yayasan Terang Papua, Paguyuban Sosial Marga Tionghoa di Indonesia (PSMTI) Kabupaten Manokwari, Rumah Sakit Cicendo Bandung dan KPP Manokwari.
Kapolda Papua Barat, Irjen Pol. Daniel T.M. Silitonga mengatakan, operasi katarak dilaksanakan secara gratis dan terbuka untuk umum. Operasi ini dilaksanakan sebagai wujud cinta kasih dan pengabdian terhadap masyarakat secara umum untuk masalah kesehatan, khususnya masalah mata.
Menurutnya, melihat animo masyarakat yang cukup antusias, tentunya operasi katarak perlu menjadi perhatian dan menjadi suatu kebutuhan masyarakat yang sangat membutuhkan sentuhan untuk membantu masalah kesehatannya.
“Melalui operasi katarak ini kita berharap masyarakat bisa terbantu, lebih sehat lagi, lebih produktif, dan bagus untuk Papua,” kata Kapolda kepada Tabura Pos di Rumah Saki Bhayangkara, Manokwari, Selasa (25/10).
Dalam sambutan, ia mengatakan, katarak adalah penyebab utama gangguan penglihatan dan kebutaan. Lanjut dia, masalah kebutaan bukan hanya menjadi beban pasien, tetapi juga orang di sekelilingnya.
Kondisi ini, jelas Kapolda, tentu memberikan dampak buruk terhadap produktivitas, kualitas hidup, dan kesejahteraan masyarakat yang pada akhirnya berdampak pada pertumbuhan ekonomi.
Ditegaskannya, kebutaan akibat katarak hanya bisa dicegah dengan tindakan bedah atau operasi katarak, tetapi tidak bisa dipungkiri, penyediaan layanan bedah katarak masih sangat terbatas.
Secara terpisah, Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Polda Papua Barat, Kompol dr. Rahmat mengatakan, sebelum operasi katarak sudah dilakukan sosialisasi sekitar 3 bulan dan penjaringan pasien dari beberapa puskesmas, termasuk di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Papua Barat.
Untuk screening awal dilakukan di beberapa puskesmas, dimana ada beberapa pemeriksaan, seperti gula darah, tekanan darah, termasuk pemeriksaan mata. Selanjutnya, screening lanjutan untuk menentukan apakah pasien layak dioperasi atau tidak.
Ditambahkannya, jika dinyatakan layak, pasien menjalani pemeriksaan mata lengkap dengan alat-alat yang dibawa dari Rumah Sakit Cicendo, Bandung, termasuk pemeriksaan gula darah dan tekanan darah.
Pasien yang mengalami gula darah tinggi saat screening lanjutan, diberikan terapi obat. Setelah itu, pada hari berikut pasien kembali menjalani screening kesehatan yang sama dan jika dinyatakan layak, maka pasien menjalani operasi.
Menurut Rahmat, dalam pelaksanaan operasi katarak tidak ada kendala, hanya beberapa pasien yang berasal dari beberapai daerah kesulitan soal akomodasi, tetapi bisa diminimalisir.
Ia menerangkan, setelah menjalani operasi, pasien akan menjalani perawatan atau kontrol dan bisa dilakukan di layanan kesehatan terdekat, seperti di RSUD.
Rahmat menegaskan, meski jumlah pasien melebuhi kuota 200 orang, tetapi semua tetap dilayani. “Kegiatannya selama tiga hari. Seharusnya tanggal 21, 22, dan 23 sudah selesai, tetapi karena antusiasme sangat tinggi, maka operasi masih berlanjut,” ungkapnya. [AND-R1]