Ransiki, TP – Proyek pengadaan peralatan 2 Laboratorium di SMK Negeri Oransbari melalui sumber dana alokasi khsusus (DAK) 2023 mandek ditengah jalan atau belum tuntas.
Tak sampai disitu kontraktor pelaksana yang bertanggung jawab langsung atas proyek tersebut dikabarkan lari dari tanggungjawab.
Hal ini dibenarkan Kepala SMK Negeri Oransbari, Auluddin kepada wartawan di sekolahnya, Senin (21/10).
Ia menjelaskan, terdapat 4 jurusan di SMK Negeri Oransbari yakni jurusan teknik kendaraan ringan, teknik pengelasan, teknik instalasi tenaga listrik dan teknik geologi pertambangan.
Dari 4 jurusan yang ada, SMK Negeri Oransbari berkesempatan menerima bantuan Pemerintah Daerah dari sumber DAK 2023 yakni bantuan 2 Gedung Laboratorium dan peralatan pendukung untuk jurusan teknik kendaraan ringan dan teknik geologi pertambangan dari Pemerintah Daerah.
Hanya saja, proyek pembangunan 2 gedung Laboratorium dan pengadaan peralatan pengadaan yang dikerjakan oleh 4 Perusahaan yakni CV. Putra Abias, CV. Indah Rami Perkasa, CV. Boudij Permai dan CV. Aditya Pratama, sejak awal memang sudah tidak berjalan baik.
Seperti, proyek pekerjaan fisik bangunan yakni bengkel teknik kendaraan ringan, dikerjakan oleh pihak kontraktor tidak sesuai dengan perencanaannya, karena di gambar terdapat rabat tetap bangun bengkel dibantu tanpa rabat dan fondasi yang duduk di atas permukaan tanah, belum lagi, sampai bangunan itu digunakan tidak dipasang pintu.
Pada bagian lain seperti peralatan post lite atau alat pengangkat mobil, belum juga terpasang dengan alasan karena pembayaran belum lunas.
Sambung Auluddin, kontraktor hanya masukan peralatan tetapi tidak melakukan pemasang, padahal kontrak kerja sampai dengan pemasangan.
Auluddin mengungkapkan, sedangkan untuk Gedung Laboratorium geologi pertambangan, peralatan yang dibeli kontraktor pelaksana tidak sesuai spek karena bukan alat pendukung untuk kegiatan laboratorium yakni alat penelitian tetapi alat yang dibelanjakan kontraktor sebaliknya untuk standar kegiatan industri pertambangan, proses pengadaan pun tanpa berkoordinasi dengan pihak sekolah, bahkan pihak kontraktor lari dari tanggungjawabnya.
Dirinya mengaku, dengan proyek yang tidak selesai seperti ini, sangat menghambat kegiatan praktek oleh siswa dari jurusan teknik kendaraan ringan dan teknik geologi pertambangan.
Untuk itu, sangat diharapakannya, apa yang menjadi kendala bagi pihak sekolah, bisa ditindaklanjuti dan diselesaikan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Mansel, supaya tidak menghambat kegiatan PBM di jurusan.
“Kita sudah surati Dinas Pendidikan Kabupaten Mansel dan Inspektorat Mansel tetapi tidak ada respon sampai hari ini. Jawaban dari Dinas Pendidikan sudah koordinasi dengan pihak kontraktor tetapi tidak ada tanggapan, padahal pembayaran untuk paket pekerjaan sudah 100 persen,” pungkas Auluddin. [BOM-R4]