Ransiki, TP – Bupati dan Wakil Bupati Manokwari Selatan, Bernard Mandacan, S.IP, dan Mesakh Inyomusi, SE. M.Si, didampingi Plt. Sekda Kabupaten Manokwari Selatan, Adolop Kawey, SH, para Asisten dan Kabag serta Pimpinan OPD di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Manokwari Selatan (Pemkab Mansel) melanjutkan inspeksi mendadak (Sidak) hari kedua di sejumlah Kantor OPD, Satuan pendidikan dan Fasilitas kesehatan yang ada di Distrik Oransbari, Kabupaten Mansel, Rabu (12/3) pagi.
Sidak di hari kerja ketiga Bupati dan Wakil Bupati Mansel periode 2025-2030 itu, dengan sasaran Kantor Distrik Oransbari, Sekretariat DPRK, Pustu Masabui, SD Inpres 87 Masabui, SD Inpres Wandoki, Sekolah Satu Atap (SD dan SMP) Watariri, Kantor BKPSDM, Dinas Ketahan Pangan dan Pertanian dan berakhir di RSUD Elia Waran.
Di Pustu Masabui, Bupati Bernard dan Wakil Bupati Mesakh, melakukan pengecekan langsung di bagian pelayanan pasien dan jenis penyakit yang sering dihadapi masyarakat serta memastikan persediaan obat-obatan di bagian farmasi Pustu Masabui dalam kondisi aman.
Pada kesempatan itu, Bernard dan Mesakh juga menerima keluhan petugas kesehatan yang kesulitan air bersih di Pustu Masabui, sehingga menghambat pelayanan kesehatan serta berjanji akan menyelesaikan masalah yang ada.
Melanjutkan kunjungan ke SD Inpres 87 Masabui, Bupati Bernard dan Wakil Bupati Mesakh, meminta kepada para guru untuk dapat mengajar dengan maksimal dan memastikan bahwa anak-anak Papua yang sudah lulus dan akan memasuki bangku SMP, sudah bisa membaca, menulis dan berhitung, saat lulus pendidikan dasar 6 tahun.

“Guru harus memiliki jiwa seorang ibu, sehingga memudahkannya dalam menjalankan proses belajar mengajar dan berinteraksi dengan anak didik, Soal pembangunan SMP di Masabui sebagaimana harapan masyarakat, nanti kita upayakan,” ujar dia.
Tak berbeda dengan sidak di Pustu Masabui, Bernard dan Mesakh di Puskesmas Oransbari, juga menerima keluhan tenaga kesehatan (Nakes) soal kurangnya tenaga dokter mengingat jumlah pasien yang datang dan berobat sangat banyak, tak sebanding dengan keberadaan tenaga dokter yang hanya ada 1 dokter untuk melayani masyarakat, sehingga dibutuhkan tambahan 1 orang dokter.
“Steak pemeriksaan gula, asam urat, yang rusak, sudah kami catat, akan kami koordinasikan dengan dinas kesehatan untuk bisa pengadaan alat yang baru,” akui dia. [BOM]