Manokwari, TP – Mahasiswa di Manokwari menggelar aksi unjuk rasa di Traffic Light (TL) Haji Bauw, Jalan Trikora Wosi Manokwari, Rabu (03/09).
Aksi unjuk rasa oleh puluhan mahasiswa adalah gabungan dari Solidaritas Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STIH Manokwari, BEM STKIP Muhammadiyah Papua Barat, Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI) Cabang Manokwari, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Manokwari.
Aksi ini menyoroti lemahnya kinerja sejumlah lembaga pemerintahan dan mendesak pemerintah serta DPR untuk segera mengesahkan sejumlah Rancangan Undang-Undang (RUU) yang dinilai strategis.
Mereka juga menilai pemerintah lamban dan tidak serius dalam menangani berbagai persoalan mendasar. Setidaknya, ada enam tuntutan utama mahasiswa yaitu, mendesak pemerintah untuk mengesahkan Undang-undang RUU Perampasan Aset, mengesahkan Undang-undang RUU masyarakat hukum adat.
Kemudian, mendesak pemerintah untuk membatalkan kenaikan pajak yang membebani rakyat kecil dan mencopot Srimulyani dari Kementerian Keuangan.
Mahasiswa juga meminta adanya reformasi institusi Polri dan mencopot Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo. Selain itu, mahasiswa meminta untuk dilakukan audit BUMN untuk memastikan profibilitas, transparansi, dan kontribusi ke APBN, serta menolak efisiensi anggaran di atas tanah Papua secara keseluruhan dan memberikan kewenangan pemerintah daerah secara penuh mengelola anggaran otonomi khusus.
Sejumlah tuntutan lain juga disampaikan secara tegas oleh mahasiswa, seperti, masalah efisiensi anggaran hingga isu kenaikan tunjangan gaji DPRI yang menakuti hati rakyat ditengah kondisi ekonomi yang sedang buruk.
“Kalian digaji dari uang rakyat kami ingin kalian kerja sesuai ekspektasi rakyat. Khusus DPR kami ingin kalian buka ruang dan dorong ke DPR RI untuk mengesahkan Undang-undang perampasan aset, Negara ini tidak baik-baik saja,” ungkap mahasiswa.
Pantauan Tabura Pos, aksi unjuk rasa berlangsung tertib. Mahasiswa menggelar orasi secara bergantian sambil membawa spanduk dan poster yang berisi kritikan dan tuntutan mereka.
Orasi turut didengar langsung oleh Ketua DPR Papua Barat, Orgenes Wonggor, Wakapolda Papua Barat, Brigjen Pol. Yosi Muhamartha, serta sejumlah anggota DPR Papua Barat lainnya.
Hingga berita ini diturunkan aksi untuk rasa masih berlangsung. Puluhan aparat kepolisian juga dikerahkan untuk melakukan pengamanan di sekitar lokasi aksi. [AND]


















