MANOKWARI, TABURAPOS.CO – Anggota DPD-RI asal Provinsi Papua Barat, M. Sanusi Rahaningmas menilai, pembantaian 4 pekerja proyek jalan di Teluk Bintuni – Maybrat, Kamis (29/9), mencoreng wajah TNI dan Polri.
“Kejadian serupa bukan pertama kali, tetapi sudah berulang kali,” ungkap Rahaningmas dalam press release yang diterima Tabura Pos via WhatsApp, Minggu (2/10).
Ia menambahkan, kejadian ini bukan pertama kali terjadi di Papua Barat, tetapi pernah terjadi di daerah yang sama, sehingga diperlukan langkah antisipasi dari TNI dan Polri.
Rahaningmas berharap pemerintah, TNI, dan Polri bisa melakukan pendekatan persuasive melalui tokoh masyarakat dan tokoh adat yang berpengaruh dari asal pelaku penyerangan untuk mencari solusi jika dengan cara dan tindakan sesuai SOP TNI dan Polri, sudah sering gagal.
“Kalau dilihat dari jumlah mereka dengan jumlah TNI dan Polri di wilayah Papua Barat, ibarat 1 banding ribuan. Tetapi kenyataannya, belum berhasil untuk menundukkan kelompok KKB ini,” sesal Rahaningmas.
BACA JUGA: Perempuan Korban Penyerangan KKB Diselamatkan ke Pos TNI
Dijelaskannya, menundukkan dalam arti bukan membunuh, tetapi mampu membujuk dan memberi pengertian secara baik terhadap mereka agar bisa sadar dan tidak melakukan sesuatu yang bertentangan dengan aturan hukum di negara ini, apalagi membunuh orang yang tidak bersalah.
Dia menyarankan pemerintah untuk menyiapkan lapangan pekerjaan ditekuni ketika mereka menyadari perbuatannya, sehingga tidak akan terpengaruh ajakan untuk melakukan hal-hal yang merugikan mereka sendiri.
Di samping itu, Rahaningmas berharap pemerintah daerah dalam melaksanakan pekerjaan infrastruktur di daerah tertentu di wilayah Papua Barat, dikoordinasikan dengan TNI dan Polri terkait pengamanan para pekerja supaya tidak terulang lagi hal-hal yang meresahkan masyarakat, apalagi sampai pembantaian dan pembunuhan sadis. [*AND-R1]