Manokwari, TABURAPOS.CO – Panggung hiburan rakyat yang terletak di Jl. Percetakan Negara, Sanggeng, Manokwari sudah dibongkar dan akan dibangun kembali.
Anggota Fraksi Otonomi Khusus (Otsus) DPR Papua Barat, Sergius Rumsayor mengatakan, ia sudah mengusulkan dana sebesar Rp. 800 juta melalui APBD Provinsi Papua Barat untuk pembangunan kembali panggung hiburan rakyat tersebut.
“Ini bukan aspirasi masyarakat, tetapi inisiatif saya sendiri untuk bangun kembali panggung ini sebagai tempat seniman Papua mengekspresikan karya seni mereka. Saya sempat melihat beberapa kali mereka tampil di pinggir jalan, sedih sekali,” kata Rumsayor kepada Tabura Pos di salah satu hotel di Manokwari, belum lama ini.
Mantan pegawai Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Papua Barat selama 10 tahun itu, mengakui, selama ini tidak ada tempat atau panggung yang disiapkan untuk para seniman Papua mengekspresikan karya seninya.

Ia menerangkan, setiap kali para seniman akan tampil, pasti mereka memerlukan persiapan dan latihan yang cukup, tetapi tidak ada panggung.
“Sehingga, dengan pembangunan kembali panggung ini, sekiranya bisa menjadi tempat para seniman mengekspresikan karya seni, sekaligus melestarikan budaya Papua Barat,” paparnya.
Lanjut dia, dengan pembangunan kembali panggung hiburan rakyat ini, maka setiap hari atau minggu, para seniman Papua bisa tampil di panggung tersebut.
Rumsayor menambahkan, pada tahun anggaran berikut, dirinya akan mengusulkan anggaran untuk pengadaan alat musik dan perlengkapan tarian untuk para seniman Papua.
“Kalau lihat di Manokwari tidak ada panggung hiburan rakyat, Kota Manokwari seperti kota mati, karena tidak ada tempat untuk anak muda Papua untuk berekspresi. Akhirnya, mereka lari ke hal-hal kriminalitas,” jelas Rumsayor.
Ia membeberkan, pada 1970 sampai 1980-an, panggung hiburan ini sangat berjaya, tetapi setelah itu, tidak dikelola, tidak diperhatikan, dan dibiarkan terlantar.
Dijelaskannya, pembangunan kembali panggung ini bukan hanya untuk para seniman Papua, tetapi juga akan berdampak perekonomian, dimana pasti ada kegiatan dan jualan mama-mama Papua di situ akan laku.
BACA JUGA: Rumah Belajar Yayasan Kasih Rumbai Koteka Diresmikan
Dirinya mengakui, sebelum pembangunan, pihaknya sudah membayar ganti rugi tanaman sekitar Rp. 30 juta yang sebenarnya nilainya tidak sesuai, tetapi daripada menghambat pembangunan, biar diganti saja.
Di samping itu, Rumsayor juga sudah meminta izin dari Dinas Kominfo Kabupaten Manokwari sebelum melakukan pembangunan, karena areal itu milik Pemkab Manokwari.
Menurutnya, setelah proses pembangunan selesai, maka panggung hiburan rakyat ini akan dihibahkan kembali ke Pemkab Manokwari dan berharap adanya komitmen untuk mengelola panggung tersebut.
“Sesuai desain, memang tidak ada toilet, karena pengalaman di mana-mana, pasti toilet itu kotor dan tidak terawat. Nanti Dinas Kominfo yang membuat toiletnya,” tutup Rumsayor. [FSM-R1]