Aceh, TP – Tidak puas atas hasil laga akhir penyisihan Grup B cabang olahraga (cabor) Sepak Bola PON XXI Aceh-Sumut mempertemukan Sumatera Utara (Sumut) melawan tim Sulawesi Tengah (Sulteng) berakhir imbang 0-0, memicu kekecewaan tim Papua Barat dan spontan melakukan pengeroyokan terhadap Kapten Tim Sumut, Alif Eka Rizky di salah satu hotel di Banda Aceh, Rabu (11/9) malam.
Ketua Asprov PSSI Papua Barat, Faisal Kelian mengatakan, tindakan spontan tim Papua Barat terhadap tim Sumut karena ditenggarai tim Sumut dan Sulteng bermain ‘mata’ dan menerapkan sepak bola ‘gajah’ pada PON XXI Aceh-Sumut.
Untuk itu, Kelian meminta PSSI segera melakukan evaluasi, sehingga tidak terjadi hal-hal yang diinginkan pada PON mendatang, dimana Papua Barat seharusnya bisa lolos ke babak delapan besar jika Sumut bermain all out untuk mengalahkan tim Sulteng.
Apalagi, kata dia, performa tim Sumut dari awal pertandingan sangat baik, termasuk ketika mengalahkan Papua Barat dengan skor telak, 3-0.
Namun saat menjamu tim Sulteng, kata Kelian, ditengarai tim Sumut bermain nyaman dan ada pengaturan untuk mengantarkan tim Sumut juara dan tim Sulteng menjadi runner up untuk melaju ke babak delapan besar.
“Kalau mau seperti itu terjadi, kami juga bisa memberikan kemenangan untuk Sulbar yang punya peluang mendapat poin 6, tapi kami tidak mau itu, karena yakin lolos bisa ke babak 8 besar dengan kemenangan 3-1 saat menjamu Sulbar,” terang Kelian.
Ia menegaskan, PSSI harus melihat persoalan yang terjadi di cabor Sepak Bola PON XXI, seperti jadwal pertandingan yang tidak bersama di laga penentuan, sehingga berpotensi bermain ‘sabun’, lalu penginapan tim yang digabungkan dengan tim dalam satu grup.
“Kalau pun tim Sumut berdalil menurunkan pemain lapis kedua karena pasti lolos penyisihan grup, tentu tidak bisa menjadi pembenaran. Sebab, pemain inti dan lapis dua memiliki kualitas sama, semua di atas rata-rata. Namun, pertandingan antara Sumut dan Sulteng dapat dilihat keduanya lebih banyak bermain di daerah pertahanan masing-masing, seperti latihan saja permainan yang mereka pertontonkan,” kata Kelian.
Pascainsiden penggoroyokan tersebut, PB PON XXI Aceh-Sumut memutuskan memindahkan penginapan tim Papua Barat ke salah satu homestay. Namun, tempat tersebut tidak layak, sehingga tim Papua Barat memilih pindah ke hotel menunggu keberangkatan pulang ke Manokwari, Papua Barat.
“Tindakan itu spontan karena pemain Papua Barat sangat kecewa dengan permainan Sumut. Kenapa waktu lawan Papua Barat Sumut bisa bermain all out, tapi lawan Sulteng tidak. Saat waktu technical metting juga sudah saya sampaikan bahwa dalam cabor sepak bola tidak bisa ditampung di dalam satu penginapan. Sebab, gesekan di lapangan akan terbawa sampai ke penginapan,” kata Kelian seraya menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Papua Barat karena tim Sepak Bola Papua Barat belum bisa lolos ke babak 8 besar.
Aksi pengeroyokan tim Papua Barat itu mengakibatkan Alif mengalami luka di bagian hidung, bahkan sempat viral di sejumlah media sosial di Banda Aceh.
Dikutip dari sejumlah laman media online di Banda Aceh, Plt. Ketua Asprov PSSI Sumut, Arya Sinulingga menyesalkan tindakan tim Papua Barat dan meminta kasus ini diproses lanjut.
Ia membantah tudingan tim Sumut bermain sepak bola ‘gajah’ atau tidak fair play saat melawan tim Sulteng. [K&K-R2]